KPU Coret Caleg DPD asal Elite Parpol Tuai Apresiasi

Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diwarnai keributan pada Senin, 3 April 2017.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ubaidillah

VIVA - Langkah tegas Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencoret nama Oesman Sapta Odang (Oso) dalam daftar caleg Dewan Perwakilan Daerah (DPD) disambut gembira oleh Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi). Langkah ini juga dinilai akan mengembalikan DPD ke khitahnya sebagai lembaga perwakilan daerah.

Lelang Jabatan Sekretaris Jenderal DPD Dinilai Bermasalah

Peneliti senior Formappi, Lucius Karus, mengatakan keberanian KPU untuk menghapus nama Oso dari Daftar Calon Tetap Legislatif patut diapresiasi. Selain karena sudah sesuai dengan Keputusan MK No. 30/PUU- XVI/2018 bertanggal 23 Juli 2018 lalu.

Dijelaskan Lucius, dengan pencoretan Oso dari daftar calon anggota DPD, bagian dari kepastian soal identitas DPD yang berbeda dengan DPR bisa terwujud.

Ketua DPR Diminta Mediasi Polemik Legalitas Caleg DPD

"Sudah cukup lama polemik terkait DPD berlangsung. Saya kira satu hal yang selalu saja tak berubah adalah, pandangan bahwa sejak awal DPD dibentuk untuk menjadi saluran perwakilan daerah," kata Lucius saat dihubungi VIVA, Jumat 21 September 2018.

"Keberanian KPU mencoret caleg DPD yang merupakan pengurus parpol ada harapan positif ke depan. DPD akan kembali ke khitahnya sebagai lembaga perwakilan daerah," tambahnya.

DPD RI Tegaskan Tak Ada Upaya Kriminalisasi KPU

Lucius menuturkan, itulah alasan sesungguhnya kenapa keputusan KPU mencoret caleg DPD dari pengurus parpol itu penting didukung. Bukan semua alasan pragmatis soal nasib para calon anggota DPD yang dicoret.

"Semua demi tegaknya marwah lembaga DPD yang sejak terbentuk sampai saat ini belum juga berhasil mengaktualisasikan dirinya sebagai lembaga berpengaruh yang sejajar dengan DPD," tuturnya.

Ditegaskan Lucius, dukungan Formappi bukan karena tidak suka atau tak sepaham terhadap Oso. Hanya saja publik punya kepentingan lebih besar.

"Bukan karena Formappi tak suka dengan Oso. Hanya saja publik punya satu-satunya kepentingan yang jauh lebih besar dari sekadar mendukung dia atau tidak. Agar lembaga DPD tidak dikerdilkan oleh nafsu kekuasaan segelintir elitnya," kata dia. (ren)

Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti (kanan) saat bersilaturahim ke Rais Aam NU Miftachul Akhyar di Pondok Pesantren Miftachussunnah di sela-sela kegiatan resesnya di Surabaya, Senin, 21 Februari 2022.

La Nyalla Minta Doa Rais Aam NU, Bilang Demokrasi RI Perlu Dikoreksi

La Nyalla Mahmud Mattalitti menemui Rais Aam NU dan memaparkan alasan upayanya untuk memperjuangkan ketentuan presidential threshold nol persen.

img_title
VIVA.co.id
21 Februari 2022