Nusron Wahid: Ijtima II GNPF Tak Potret Ulama Seluruh Indonesia
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA – Politisi Partai Golkar Nusron Wahid menilai, pelaksanaan Ijtima Ulama II yang dilakukan GNPF sah-sah saja dilakukan untuk memberikan dukungan terhadap pasangan Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno pada pilpres 2019.
Hanya saja, lanjut dia, legitimasi ulama yang disebut oleh GNPF tak bisa direpresentasikan sebagai ulama keseluruhan yang ada di Indonesia. Sebab, Ulama di Indonesia banyak juga berasal dalam organisasi islam besar lain saat ini dan berhimpun dalam Majelis Ulama Indonesia.
"Ulama di Indonesia itu banyak dari sejumlah organisasi, ulama banyak ada di NU dan lainnya serta biasanya berhimpun dalam Mejelis Ulama Indonesia. Jadi Ijtima ulama GNPF itu tidak ada potret ulama seluruh Indonesia," ujar Nusron di diskusi ILC tvOne, Selasa 18 September 2018.
Nurson mengungkapkan, untuk menjadi seorang ulama tentunya tidak mudah karena seseorang bisa jadi ulama jika memiliki tiga syarat utama dalam dirinya. Yaitu pertama, Alim atau benar-benar tahu agama, kedua harus takut sama Allah SWT dan ketiga dia dekat dengan umat.
"Dia harus benar-benar tahu agama islam, harus takut Allah sehingga ucapan dan hatinya harus sama sehingga itu bisa getarkan umat tanpa disuruh, dan pastinya ulama seperti ini dekat dengan umatnya," tegas dia.
Untuk itu, saat Ijtima Ulama II GNPF mendukung Prabowo, Nurson mengaku tak kaget, sehingga ia meminta hal itu tidak dibolak-balikkan. Dan ketika, GNPF tak mendukung Ma'ruf Amin tentu sudah jelas karena saat ini kepentingannya berbeda.
"Waktu itu kebetulan Ma'ruf Amin satu dukungan dan sama terkait Ahok, tapi saat ini berbeda arah, ya KH Maruf Amin ditinggalkan," ujarnya. (mus)