Tingkatkan Pariwisata, Kemenpar Diminta Rumuskan Destinasi Alternatif
VIVA – Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudin meminta Kementerian Pariwisata untuk merumuskan dan mempertimbangkan dibentuknya destinasi alternatif guna tetap meningkatkan kunjungan wisata mancanegara dan perjalanan wisata nusantara. Hal ini terkait terjadinya gempa Lombok beberapa waktu lalu, dan sering terjadi bencana alam di beberapa wilayah di Indonesia.
“Bencana gempa di Lombok cukup memberikan dampak terhadap capaian jumlah wisman. Untuk itu, ke depan kita harus mempersiapkan destinasi alternatif untuk mengurangi penurunan atas bencana yang terjadi, mengingat Indonesia adalah negara yang rawan bencana,” ungkapnya usai RDP dengan Sekretaris Kemenpar, Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata, Destinasi Pengembangan Pariwisata I dan II di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa 28 Agustus 2018.
Untuk menciptakan destinasi alternatif, lanjut politisi Partai Golkar itu, perlu diikuti dengan pembangunan infrastruktur, kesiapan masyarakat dalam menerima wisman.
“Berbagai daerah lain di Indonesia punya potensi dan siap dijadikan destinasi yang bisa diandalkan, namun perlu diikuti dengan berbagai hal, seperti pembangunan infrastruktur, dan sebagainya,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Deputi Pengembangan Destinasi Kemenpar menyampaikan kunjungan wisatawan pada bulan Januari sampai dengan 29 Juli 2018 masih dalam kondisi baik, namun setelah bulan Juli 2018 mengalami penurunan.
Kunjungan wisman ke Lombok pada bulan Agustus 2018 sebesar 3.437 wisman, sedangkan kunjungan bulan Agustus tahun 2017 sebesar 10.674 wisman, atau mengalami pertumbuhan negatif, sebesar 67,80 persen.
Rata-rata kunjungan wisman ke Lombok pada periode Agustus 2017 sebesar 344 wisman/hari, sedangkan pada periode Agusutus 2018 sebesar 127 wisma/hari. dan Potential Loss wisman ke Lombok sebesar 217 wisman/hari. (dpr.go.id)