Menakar Dua Eks Panglima TNI di Pasukan Tempur Jokowi dan Prabowo
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA – Dua poros yang bersaing di Pemilihan Presiden 2019 masih menggodok susunan tim kampanye nasional atau tim suksesnya. Menariknya, dua kubu menyertakan figur eks panglima TNI dalam timses.
Figur Jenderal (Purn) Djoko Santoso kembali mencuat jelang Pilpres 2019. Anggota Dewan Pembina Gerindra ini diproyeksikan sebagai kandidat kuat ketua timses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Djoko merupakan panglima TNI dengan masa jabatan Desember 2007 hingga September 2010.
Di kubu lawan yaitu petahana Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin ada sosok Jenderal (Purn) Moeldoko. Panglima TNI dengan masa jabatan Agustus 2013-Juli 2015 pernah diemban Moeldoko. Saat ini, Moeldoko merupakan kepala Kantor Staf Presiden.
"Secara pengalaman politik, Moeldoko memang baru muncul meski dia sebelumnya di Hanura. Dia muncul jadi kepala KSP dan beruntung masuk lingkaran Istana," kata pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin kepada wartawan, Jumat malam, 24 Agustus 2018.
Dia menganalisis, memang untuk perbandingan politik, Moeldoko kalah. Sebab, sosok Djoko Santoso sudah berjuang bareng dengan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014. Meski demikian, hal ini tak bisa menganggap Moeldoko sebelah mata.
"Djoko Santoso berpengalaman tapi berada di posisi yang kalah. Jadi tidak menjadi sejarah. Sejarah berpihak ke yang menang," sebut Ujang.
Foto: Eks Panglima TNI Djoko Santoso
Kemudian, ia menambahkan pengalaman eks panglima TNI masih jadi primadona di pilpres, karena punya pengaruh yang kuat dalam jaringan sosial massa. Selain itu, figur mantan panglima TNI memberikan pengalaman kedisiplinan, ketangguhan, kekuatan fisik, dan mental.
Baca: Gagal Nyapres, Gatot Nurmantyo Laris Manis
Bagi dia, faktor ini pula yang membuatnya tak mengherankan bila nama bekas Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo diisukan dalam penjajakan komunikasi dengan timses Jokowi dan Prabowo. Meski mungkin ada faktor lain seperti kekuatan logistik yang menyertainya.
"Bagaimana kerapihan organisasi, membangun optimisme, mencintai NKRI, dan menjaga kedaulatan negara. Pengalaman ini diperlukan dalam timses," tuturnya.