Meski Dukung Jokowi Tak Ada yang Bisa Pastikan Suara Hati Kader Golkar
VIVA – Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Ridwan Hisjam mengatakan tidak ada perpecahan di struktur Partai Golkar atas sikap dukungan partai kepada Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pemilihan Presiden 2019 nanti. Meski begitu tidak menutup kemungkinan suara kader Golkar berbeda dengan sikap partai.
"Kalau perpecahan dalam artian struktur enggak. Tapi harus kita ketahui bahwa Golkar itu kan dibentuk dari banyak organisasi. Sehingga memang di Golkar banyak faksi-faksi, tetapi keputusan partai itu jadi pegangan kita semuanya," kata Ridwan Hisjam di Malang, Jumat, 24 Agustus 2018.
Soal pernyataan Dewan Pembina Partai Golkar Fadel Muhammad, ia membenarkan jika tidak ada yang bisa menjamin jika suara Golkar utuh untuk Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurutnya dukung mendukung di kalangan akar rumput bisa saja berbeda.
"Bahwa beberapa kader atau simpatisan tidak mengikuti apa yang diputuskan oleh dewan pimpinan pusat, itu bisa saja dan tidak ada yang bisa mendapatkan jaminan. Siapa yang bisa mendapatkan jaminan si A, si B, si C itu mencoblos apa yang sesuai dengan keputusan partai. Kan tidak ada," ujar Ridwan Hisjam.
Ridwan Hisjam mengatakan pernyataan Fadel menunjukkan kondisi nyata Golkar saat ini. Menurutnya Golkar sebagai partai yang terbuka dan demokratis memberikan hak kepada anggotanya untuk memberikan pilihan-pilihan, namun tetap patuh dengan keputusan partai.
"Pak Fadel itu menunjukkan kepada publik bahwa itulah Golkar. Pak Fadel menyampaikan itu adalah kondisi batin para kader-kader dan simpatisan Golkar yang ada di daerah-daerah. Itu yang disampaikan oleh Pak Fadel sebagai Dewan Pembina," tutur Ridwan Hisjam.
Ridwan Hisjam mengaku tereliminasinya nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto sebagai Cawapres pendamping Jokowi telah disikapi legowo oleh partai. Sebab, sejak awal Golkar telah sepakat mendukung Jokowi dan menyerahkan kandidat Cawapres kepada Jokowi.
"Karena di dalam keputusan Rapimnas Partai Golkar maupun Munaslub Partai Golkar memang nama Airlangga tidak disebutkan. Menyerahkan Cawapres ke Jokowi. Nah, sehingga tidak ada yang salah disini. Bahwa kader-kader Golkar berharap ketua umumnya menjadi wapres tidak salahnya juga," tutur Ridwan Hisjam.
Ridwan Hisjam berharap untuk mengatasi perpecahan dukungan di kalangan kader Golkar, Jokowi-Ma'ruf Amin harus bisa meyakinkan seluruh kader Golkar. Menurutnya masih ada waktu 6 bulan bagi Jokowi meyakinkan kader Golkar yang masih resah karena Airlangga gagal menjadi Cawapres.
"Sekarang tinggal DPP Golkar dan juga Pak Jokowi-Ma'ruf Amin bagaimana bisa meyakinkan, kan masih ada waktu masih 6 bulan untuk meyakinkan kader yang masih resah ini karena Ketua Umumnya tidak menjadi Calon Wakil Presiden. Harus memberikan jaminan bahwa apabila saya menang, sama dengan apabila anda duduk disitu," kata Ridwan Hisjam.