Kubu Prabowo Merasa Lebih Sering Diserang Hoax
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA – Partai Gerindra mengklaim bahwa kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lebih sering mendapatkan serangan berupa rumor atau hoax melalui media sosial.
Sebagaimana disampaikan Ketua Bidang Hukum Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Habiburokhman, Prabowo sering disebut keturunan luar negeri dan bermasalah dengan hak asasi manusia. Bahkan, hoax terbaru ialah seputar isu uang mahar politik untuk PAN dan PKS masing-masing sebesar Rp500 juta yang populer dengan istilah “jenderal kardus”.
Rumor yang kali pertama diungkapkan Andi Arief sang Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu, katanya, tidak pernah ada buktinya namun direkayasa sedemikian rupa hingga terus meluas. Bahkan, isu itu kemudian dilaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu.
“Yang disampaikan Andi Arief itu tidak ada buktinya; semua katanya-katanya. Fotonya enggak ada, bau duitnya pun tidak ada. Andi arief mengatakan case closed. PAN dan PKS juga sudah membantah,” kata Habiburokhman dalam program Indonesia Lawyers Club tvOne pada Rabu malam, 21 Agustus 2018.
“Jadi,” katanya menekankan, “hoax lebih kencang menghantam kubu kami.”
Semua yang dialami kubu Prabowo, menurutnya, memang tidak terlepas dari kekalahan pada Pemilu Presiden tahun 2019. Lalu itu berlanjut dalam penetapan Undang-Undang tentang Pemilu yang mengatur tentang presidential threshold. Dalam peristiwa politik itu kubu Prabowo pun kalah.
“Kalau dibilang rematch atau sekuel (tanding ulang Joko Widodo dengan Prabowo Subianto), mau bilang apa,” katanya.