Aa Gym: Jangan Jadikan Ulama Alat Elektabilitas Pilpres 2019
- Facebook.com/KH.Abdullah.Gymnastiar
VIVA – Dalam pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden 2019 nanti diharapkan seluruh masyarakat dan elite politik dapat memandangnya sebagai perlombaan untuk mencari pemimpin yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
Hal itu, disampaikan oleh KH Abdullah Gymnastiar dalam diskusi di Indonesia Lawyer Club (ILC) berjudul 'Mandaulat UAS' di tvOne, Selasa 7 Agustus 2018.
Menurutnya, dalam pilpres 2019 semangat berlomba-lomba penting ada dalam setiap tim calon presiden. Di mana kita harus saling menghargai, termasuk hasil ijtima ulama GNPF maupun kelompok dari calon presiden lainnya.
"Jadi ijtima ini harus dilihat secara positif untuk cari yang terbaik dari ulama. Jadi nanti kalau ada yang kalah harus dihormati dan tidak merasa kalah karena niatnya baik," tegasnya.
Selain itu, dalam pilpres ini para elite politik diharapkan tidak gunakan ulama untuk menjadi alat untuk memilih seseorang menjadi Presiden. Sehingga, ulama yang dipilih tentunya harus bisa menyetir dan miliki kemampuan.
"Jadi ulama ini jangan jadi alat untuk mendorong elektabilitas seseorang atau hanya untuk ngedorong. Dia harus punya leadership jelas pada negeri ini dan pastinya takut pada Allah, sehingga niatnya harus tulus," ujarnya.
Dan yang paling penting, lanjut Aa Gym adalah dalam pilpres 2019 ini kita tidak boleh jauh dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Di mana Ketuhanan yang Maha Esa harus jadi patokan utama memilih Presiden.
Lalu, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab juga harus ditunjukkan dari seluruh tutur kata agar persatuan Indonesia tetap terjaga dan kebersamaan ini yang buat kita menang.
"Pilpres ini juga bukan dirasakan oleh elite saja, ini hajat hidup seluruh rakyat, maka jangan hanya kebagian tegang dan sebagai alat saja dalam pilpres ini," tambahnya.