Ustaz Somad Tolak Cawapres Prabowo, PA 212: Beliau Rendah Hati
- VIVA.co.id/Syaefullah
VIVA – Ustaz Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri direkomendasikan forum Ijtima Ulama sebagai cawapres untuk Prabowo Subianto. Namun, Ustaz Somad melempar sinyal menolak rekomendasi tersebut dan memberi dukungan pada Salim Segaf.
Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengatakan meski menolak, nama Ustaz Somad tetap menjadi usulan ijtima ulama.
"Kami dari ijtima ulama tetap Pak Ustaz Somad. Kalau dari respons Pak Somad begitu karena beliau rendah hati," kata Slamet kepada wartawan, Senin, 30 Juli 2018.
Slamet berharap partai yang diinginkan sesuai ijtima ulama tetap membahas Ustaz Somad dan Salim Segaf. Dua nama ini diharapkan menjadi saran penting ulama sebagai kepedulian untuk mengusulkan figur positif sebagai pendamping Prabowo.
"Ya kami harapkan tetap dua nama ini terus dibahas. Karena kami yakin Insya Allah, dua nama ini mewakili perwakilan ulama yang siap dukung di Pilpres 2019," tuturnya.
Baca: Ustaz Somad Tolak Cawapres, Bagaimana Kans Prabowo-Salim Segaf
Sejauh ini, calon koalisi barisan pendukung Prabowo masih belum menentukan formasi pasangan capres dan cawapres. Dinamika poros koalisi ini sempat memunculkan nama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan sebagai capres. Kemudian, untuk cawapres ada nama Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Salim Segaf Aljufri, Ahmad Heryawan, sampai Zulkifli Hasan.
Foto: Ustaz Abdul Somad
Terkait Ustaz Somad sebelumnya melempar sinyal kuat menolak rekomendasi sebagai pendamping Prabowo. Lewat akun Instagramnya, ia justru mendukung Salim Segaf sebagai cawapres Prabowo. Bagi dia, duet Prabowo-Salim Segaf sebagai pasangan yang cocok dan saling melengkapi karena dari militer serta ulama.
Baca: Ustaz Abdul Somad Dukung Pasangan Prabowo-Salim Segaf
Somad pun dalam postingan di Instagram menyampaikan kalimat dengan mencontohkan sikap putra Umar bin Khatab yaitu Abdullah.
"Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian Sahabat ingin membaiat Abdullah -anak Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu," demikian dalam postingan tersebut.