SBY Pilih Prabowo, Elite Demokrat Ungkap Rintangan Berat ke Jokowi

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Partai Demokrat memperlihatkan sikap politik yang makin mesra dengan Gerindra. Pernyataan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang sulit berkoalisi dengan barisan pendukung Joko Widodo menjadi faktornya. SBY mengisyaratkan lebih memilih bergabung ke kubu Prabowo Subianto.

Kenaikan UMP 2025 Dinilai Bawa Dampak Positif, Bisa Dongkrak Daya Beli Masyarakat

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahahean mengatakan, ada beberapa rintangan penghalang bergabung ke Jokowi. Salah satunya rintangan yang dimaksud hubungan SBY dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Rintangan koalisi yang terbesar adalah karena posisi hubungan Megawati dengan SBY. Dan tampaknya PDIP atau ibu Megawati tidak berkenan bila Demokrat bergabung dengan Jokowi," kata Ferdinand kepada VIVA, Rabu, 25 Juli 2018.

Anggaran Makan Bergizi Gratis di Kota Tangerang Sebesar Rp30 Miliar

Dia mencontohkan pertemuan SBY dengan Jokowi sebelumnya yang sudah terjadi lima kali dalam kurun waktu setahun. Namun, dari beberapa pertemuan itu tak memperlihatkan kecocokan Demokrat dan Jokowi bila dalam satu koalisi.

"Tidak kunjung ada solusi dan tidak kunjung ada progres kesepakatan menuju arah koalisi. Sehingga Demokrat harus memikirkan langkah politik yang lain," tutur Ferdinand.

Buka Rapimnas, Anindya Bakrie: Visi- Misi Kadin Mulanya dari Asta Cita

Baca: SBY Akui Banyak Rintangan Berkoalisi dengan Jokowi

Presiden Jokowi dan Wapres JK menjenguk SBY di RSPAD, Kamis, 19 Juli 2019.

Foto: Jokowi dan JK ketika membesuk SBY yang sakit di RSPAD Gatot Subroto

Kemudian, ia melihat perbedaan mencolok antara PDIP dengan Demokrat. Ia menempatkan PDIP selalu menilai negara Republik Indonesia sudah berhasil di era kepemimpinan Jokowi. Namun, bagi Demokrat ada catatan positif dan negatif era Jokowi yang harus dievaluasi.

"Nah di poin ini perbedaan menjadi ganjalan. Demokrat melihat rakyat kesusahan, dunia usaha sulit, lapangan kerja sulit, ekonomi terpuruk, nilai tukar dolar terus meningkat, harga pangan mahal. Ini masalah yang harus diperbaiki," ujarnya menjelaskan.

Baca: Jatuh Hati ke Koalisi Prabowo, Demokrat Sindir Megawati

Dinamika politik jelang pendaftaran capres dan cawapres makin panas. Meski belum resmi terbentuk, Demokrat mengisyaratkan akan bergabung dengan Gerindra yang mencalonkan Prabowo Subianto sebagai capres 2019.

Sinyal ini dilontarkan SBY yang menyebut peluang koalisi dengan Gerindra terbuka lebar. Menurutnya, peluang ini diumumkan SBY usai pertemuan dengan Prabowo di kediamannya, Selasa malam, 24 Juli 2018.

Baca: SBY Ogah Gabung ke Jokowi, PDIP: Sindrom Partai Terbesar Masa Lalu

Ia pun menekankan Demokrat siap menjalin komunikasi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya