Mahfud MD Muncul, PKB Diramal Batal Dukung Jokowi
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok A
VIVA – Elite PKB merespons munculnya nama Mahfud MD yang masuk bursa calon wakil presiden Joko Widodo. Masuknya nama eks ketua Mahkamah Konstitusi itu tak disambut positif karena bentrok dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang sudah ditawarkan PKB maju sebagai pendamping Jokowi.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan koalisi pendukung Jokowi harus mengambil sikap politik. Ia melihat, PKB seperti sudah tak nyaman dengan kemunculan Mahfud MD.
"Ini saya lihat PKB bisa enggak jadi dukung Jokowi, bisa beralih. Kenapa? Muncul nama Mahfud itu. Ini pengaruh jelas karena bentrok Mahfud MD dan Cak Imin," kata Adi kepada VIVA, Rabu, 11 Juli 2018.
Meski secara politik, Cak Imin punya bargaining karena sebagai ketua umum PKB. Sementara itu, Mahfud MD bukan dari parpol karena lebih akademisi. Namun, keduanya dianggap merepresentasikan Nahdlatul Ulama (NU).
"Ini kan yang saya baca Mahfud MD muncul juga karena dorongan Nahdliyin, Gusdurian. Kalau yang saya lihat ya," ujar Adi.
Menurut dia, jelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden, Jokowi harus bisa hati-hati bersikap. Hal ini karena akan berpengaruh terhadap kesolidan koalisi. Meskipun secara garis politik, PKB belum resmi mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi.
"Baiknya Jokowi diam. Tak usah sebut nama kerucut. Elite parpol koalisi seperti PDIP juga hati-hati sebut nama. Ini bisa memunculkan kecemburuan politik dari barisan parpol pendukung Jokowi," tuturnya.
Baca: PKB Tolak Mahfud MD Jadi Cawapres Jokowi
Foto: Mantan Ketua MK, Mahfud MD.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB, Dita Indah Sari tak terima muncul nama Mahfud MD masuk bursa cawapres Jokowi. Ia menekankan, Cak Imin lebih banyak memberikan manfaat bagi kemenangan Jokowi ketimbang Mahfud MD.
"Semua orang boleh dicalonkan dan mengajukan diri sah-sah saja. Tapi kami harus menghitung cawapres mana yang akan memberikan manfaat semaksimal mungkin untuk Pak Jokowi," kata Dita saat dihubungi, Rabu 11 Juli 2018.
Menurutnya, Mahfud bukan mewakili parpol sehingga akan lebih sulit mendapatkan dukungan dari parpol-parpol terutama yang ada di koalisi. Lalu, Mahfud juga tak bisa disebut mewakili kalangan NU yang merupakan unsur mayoritas dari umat Islam.
"Pak Mahfud ini karakternya lebih akademisi, profesional. Manfaat politik yang bisa didapat Jokowi jadi minimal. Itulah kenapa kami PKB tentu lebih menganggap Pak Jokowi mendapatkan manfaat lebih besar kalau mengambil Cak Imin," sebut eks aktivis tersebut.
Baca: Jokowi: Cawapres Mengerucut Jadi Lima