Demokrat: Relasi Mega-SBY Jadi Penghambat Dukungan ke Jokowi
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengungkapkan alasan partainya sulit membangun komunikasi agar mendukung Jokowi pada Pemilu Presiden 2019. Meski opsi itu tetap terbuka, ia menilai hubungan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi faktor utama terhambatnya komunikasi tersebut.
Megawati yang merupakan Ketua Umum PDI Perjuangan dan SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat masih menyisakan “kebekuan” sejak Pemilu 2004.
"Terutama hubungan Pak SBY dan Bu Mega itu menjadi barrier (pembatas) utama. Memang dari dulu kan itu. Ternyata tidak terselesaikan sampai sekarang," kata Ferdinan di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa 10 Juli 2018.
Sudah terhitung empat kali pertemuan antara Jokowi dan SBY membahas format koalisi. Namun, dari pertemuan tersebut, belum juga menemukan titik temu bagaimana keduanya sepakat menjalin kerja sama di Pilpres 2019.
Kendati begitu, Ferdinan menyatakan opsi dukungan Demokrat kepada Jokowi masih terbuka meskipun partai berlambang 'mercy' itu juga menjajaki pihak-pihak lain.
"Tadi ketua umum menegaskan kepada kami, opsi [dukungan] kepada Pak Jokowi tetap terbuka. Masih ada komunikasi politik, meskipun melalui pihak ketiga, tidak secara langsung," kata dia.
Sebelumnya Megawati dan SBY pernah bertemu sejak keduanya '”berselisih” pasca Pemilu 2004. Dua mantan kepala negara itu terakhir bertemu dalam peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke - 72 yang diselanggarakan di Istana Merdeka, 17 Agustus 2017.
Diketahui, hubungan keduanya retak lantaran SBY, yang notabene anggota kabinet Presiden Megawati, kemudian menjadi rivalnya di Pilpres 2004 dan mendirikan Partai Demokrat. Di Pilpres itu SBY berhasil menang. (ren)