LSI Denny JA Analisis Melejitnya Suara Duet Asyik di Jabar
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan pihaknya kredibel dalam menggelar hitung cepat atau quick count dalam 10 Pilkada 2018 tingkat provinsi. Pihak LSI Denny JA menegaskan pertaruhan kredibilitas dan moral yang harus dipertanggungjawabkan kepada publik.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, tak menampik kontroversi quick count muncul karena sejumlah KPU daerah belum mengumumkan hasilnya secara resmi.
“Pengumuman ini dilakukan bukan dalam rangka gagah-gagahan, tapi sekali lagi, lebih dalam rangka pertanggungjawaban akademis, moral sekaligus profesional. Ini tidak asal-asalan dan tidak karena pesanan,” kata Toto dalam keterangannya, Sabtu, 30 Juni 2018.
Toto pun menjelaskan seperti Pilkada Jawa Barat yang dalam versi quick count terjadi persaingan suara antara pasangan nomor urut satu Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dengan duet nomor urut tiga, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik).
Bagi dia, kemenangan duet Rindu dalam versi quick count dalam sejumlah survei termasuk LSI Denny JA bukan mengejutkan. Sebab, elektabilitas pasangan yang diusung PPP, Nasdem, Hanura, dan PKB ini sudah terlihat satu atau dua bulan sebelum perhelatan Pilkada 2018. Namun, diakuinya yang mengejutkan justru melejitnya suara pasangan Asyik.
"Terjadi kenaikan cukup signifikan dari pasangan Sudrajat-Syaikhu, dari sebelumnya 8,9% melesat ke 28,05%," jelasnya.
Toto memaparkan hasil analisisnya bahwa kenaikan signifikan pasangan Asyik diduga karena pasangan ini dapat limpahan berkah suara dari kemerosotan dua pasang lainnya, yakni Rindu dan Dua DM, yakni Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Baca: Hasil KPU 91 Persen, Ridwan Kamil Tetap Juara di Jabar
Kemudian, strategi kemasan program yang cerdas dan masif dari pasangan Asyik memberikan pengaruh signifikan. Ia menyebut contoh pergerakan mesin partai PKS sampai pernyataan ajakan dukungan beberapa tokoh agama seperti ustaz Arifin Ilham dan Mamah Dedeh.
Lantas, alasan limpahan suara bukan ke pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah), Toto punya argumennya. Bagi dia, duet Hasanah dinilai lebih banyak resistensinya ketimbang Asyik.
“Kalau dari tracking survey LSI pada Maret dan Juni, pasangan Rindu dan Dua DM ini memang mengalami tren penurunan. Rindu yang pada Maret 39% dan pada Juni turun 38%. Lalu turun lagi ke 32% pada quick count Pilkada 2018," tuturnya.
Toto kembali mengingatkan soal kredibilitas lembaga survei dalam quick count. Ia menekankan, LSI Denny JA sudah lebih 200 kali melakukan quick count. Namun, belum pernah sekalipun meleset. Bahkan, kata dia, ada yang sampai selisih 0,0 persen hasilnya dengan KPUD seperti Pilkada Sumbawa Barat pada 2012 lalu.
Dalam Pilkada 2018, LSI Denny JA menggelar quick count untuk 10 pilkada tingkat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selasan, Nusa Tengara Barat (NTB), Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.