Guru Dipecat Gara-gara Pilih Ridwan Kamil

Ridwan Kamil dan Istri Usai Pencoblosan
Sumber :
  • ANTARA Foto/M Agung Rajasa

VIVA – Seorang guru Sekolah Dasar Islam Terpadu Darul Maza, Jatiasih Kota Bekasi, dipecat oleh pihak sekolah, lantaran berbeda pilihan saat Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jawa Barat dan Kota Bekasi.

Debat Pilgub Jabar: Dedi Bicara Kebudayaan Betawi dan Jaminan Kebebasan Beragama

Guru bernama Robiatul Adawiyah (28 tahun) dipecat, lantaran diduga tidak mengikuti anjuran pihak yayasan.

Kasus ini terkuak, setelah Robiatul memposting di media sosial atas percakapan WhatsApp dengan petinggi pihak Yayasan Daarunnajaat yang terletak di Kelurahan Jatiasih, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.

Unggah Momen Pertemuan dengan Anies, Akun Medsos Ahmad Syaikhu Malah Di-bully

Awalnya, pada Rabu 27 Juni 2018, Robiatul memposting hasil quick qount di group sekolah yang menyatakan pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum meraih suara terbanyak dalam Pilkada Jawa Barat. Dan, kemenangan pasangan Rahmat Effendi dan Tri Adhianto dalam Pilkada Kota Bekasi.

Tiba-tiba, salah satu rekannya menanggapi dengan berkomentar. "Selamat ya Bu Robiah, jagoannya menang’ dijawab oleh Robiah, "Iya Mi", Namun, seseorang yang kemudian disapa ustaz menanyakan soal pilihan itu, "Kok bisa ya pilihannya lain, padahal yayasan jelas arahan dan pilihannya,"

Debat Perdana Pilgub Jabar 2024, Adu Argumen Diwarnai Canda Tawa

Robiatul yang ditemui di rumahnya di Kampung Cakung, RT 01 RW 03 Jatiasih, Kota Bekasi itu mengatakan, dalam komentar di group WhatsApp itu berlanjut dengan pernyataan yang seolah meminta dirinya untuk berhenti bekerja.

"Kalau begitu, kami juga hanya mau kerja sama dengan staf yang satu visi misi dan gerak. Silahkan, kalau ibu tidak nyaman dengan kebijaksanaan kami, masih banyak lembaga lain yang mungkin lebih satu visi misi dengan ibu. Semoga ini dipahami dan kami sekolah bisa cari staf juga yang sesuai dengan kebijan dan mau kerjasama," tulis dalam percapakan itu.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pria yang dianggap ustaz. Namun, Jumat 29 Juni 2018, Robiatul mengaku sudah didatangi perwakilan dari Yayasan Daarunnajaat. Mereka diantaranya, Fahrudin, Jono, dan Tami. Kedatangannya mereka menawarkan islah, sekaligus permohonan maaf.

"Saya sudah memaafkan atas masalah yang terjadi. Tetapi, kalau untuk diminta mengajar kembali saya tidak mau," katanya di rumahnya, Jumat 29 Juni 2018.

Sementara itu, salah satu guru lainnya, Tri mengakui, memang sempat terjadi perbedaan cara pandang pada obrolan group whatsapp milik sekolah. Namun, menurut dia, masalah itu hanya kesalahpahaman saja. "Sudah selesai saat pihak sekolah mendatangi ke rumah Robiatul," kata wanita berkerudung, tanpa mau menyebutkan nama lengkapnya.

Tri mengakui, masalah tersebut sepertinya sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Sebab, dia menilai ada kesalahan pemahaman dalam percakapan itu. Apalagi, selama ini tidak ada paksaan untuk memilih dalam Pilkada lalu.

"Tidak ada rencana pemecatan. Mungkin salah ucap, makanya diselesaikan dengan mendatangi kediaman Robiatul," ucap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya