Tim Sudirman-Ida Tuding Banyak Kecurangan Pilgub Jateng
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Tim advokasi pasangan nomor urut 2 Sudirman Said-Ida Fauziyah mengungkap sejumlah dugaan kecurangan selama Pilgub Jawa Tengah 2018. Salah satu yang disoal adalah acara halal bihalal petahana Ganjar Pranowo di kantor Gubernur Jawa Tengah pada masa tenang.
Aris Septiono, selaku anggota Tim Advokasi Sudirman-Ida, mengungkapkan acara halal bihalal Ganjar yang telah kembali menjabat gubernur bersama para aparatur sipil negara pemprov Jateng patut dicurigai, karena berpotensi memicu mobilisasi ASN. Menurutnya hal itu janggal karena terjadi di hari tenang pada Senin, 25 Juni 2018.
"Padahal sebelumnya pak Plt Gubernur (Heru Sudjatmoko) sudah ngadain (halal bihalal). Kok halal bihalal lagi. Itu kan pas masa tenang, seharusnya tak perlu, karena di sana kan pasti ada pembicaraan-pembicaraan (mobilisasi ASN)," kata Aris di hotel Grasia Semarang, Kamis, 28 Juni 2018.
Tim Sudirman-Ida juga mengungkap belasan dugaan pelanggaran pada hari pencoblosan. Berdasarkan laporan saksi-saksi di tempat pemungutan suara, mereka banyak menemukan pemilih sudah pindah tapi tak dicoret.
"Lalu ada juga pemilih yang tak mengisi daftar hadir. Ini kan rawan," katanya.
Tim paslon nomor urut 2, Aris menjelaskan juga menemukan pemilih terdaftar tak mendapat undangan C6, ketidaknetralan PNS camat, maraknya money politic di beberapa daerah, serta saksi-saksi yang tidak bisa masuk TPS.
Surat Suara
Kejanggalan dugaan kecurangan lain, menurut dia, juga ditemukan ribuan surat suara yang sudah bertanda coblosan atau lingkaran kecil untuk paslon 1. Meski KPU sudah membakar surat suara itu, namun ia mencurigai hal itu masif di daerah lain.
"Pertanyaannya, itu yang ketahuan. Kalau tidak, bisa digunakan, karena kebetulan tanda dan lubang ada di gambar paslon nomor satu," ujar Aris.
Tim itu juga mengungkit gagal lelangnya alat peraga kampanye oleh KPU saat masa kampanye. Ia menuding jika hal itu sangat menguntungkan calon petahana dan merugikan Sudirman-Ida sebagai paslon pendatang baru.
Sudirman Said pada saat yang sama meminta KPU melakukan tindakan tegas dengan merespon segala temuan yang ada. Hal itu juga untuk memastikan bahwa Pilgub Jateng berlangsung dengan jujur dan adil tanpa adanya kecurangan.
"Kami ceritakan ini semua, karena saya pingin minta tolong ke KPU. Kemarin lelang gagal, kami tak mempermasalahkan. Tapi untuk ini saya minta tolong, jangan main-main dengan sistem, nanti rakyat marah," katanya.
Sudirman berdalih, serangkaian dugaan pelanggaran itu diungkap bukan karena mersepon kekalahannya di hitung cepat lembaga survei. Ia menganggap Pilgub belum selesai karena belum ada hasil resmi dari KPU. (ren)