- ANTARA/Irsan Mulyadi
VIVA – Warga Provinsi Sumatera Utara, akan memilih satu dari dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang berduel di Pemilihan Kepala Daerah 2018, hari ini. Kedua pasangan calon itu yakni Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Mereka masih-masing mendapatkan dukungan koalisi sejumlah partai politik. Edi-Musa diusung Partai Golkar, PKB, Gerindra, Demokrat, Nasdem, Hanura, PKS dan PAN. Sementara pasangan Djarot-Sihar hanya diusung koalisi tiga partai politik saja, PDI Perjuangan, PPP dan PKPI.
Selama masa kampanye ada satu isu yang marak berkembang di masyarakat Sumut, yakni tentang keturunan atau asal muasal para calon Gubernur.
Dalam isu disebutkan masyarakat Sumut cenderung akan memilih calon gubernur asli putra daerah. Tapi ternyata, kedua calon gubernur yang bakal berlaga menjadi penguasa Negeri Danau Toba, tak lahir di Sumut.
Untuk diketahui, Edy merupakan putra asli Aceh. Mantan Panglima Kostrad itu lahir di Kota Sabang pada 10 Maret 1961. Sementara Djarot, lahir di Magelang, Jawa Tengah. Mantan tandem Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada Jakarta 2017 itu tercatat lahir pada 6 Juli 1962.
Jadi dipastikan siapa pun yang dipilih masyarakat Sumut untuk merebut tahta Gubernur Sumut periode 2018-2023 merupakan para perantau.
Diketahui hanya calon wakil mereka yang lahir dan masih berdarah Batak. Musa Rajekshah lahir di Kota Medan, Sumut, pada 1 April 1974.
Sedangkan Sihar, meski memiliki berdarah asli Batak, namun pria bernama panjang Sihar Pangihutan Hamonang Sihar Sitorus itu tak lahir di Sumut. Dia lahir di Jakarta, 13 Juli 1968.
Jika dilihat dari rekam jejaknya, Edy dan Sihar ternyata memiliki riwayat sama-sama pernah bertugas di PSSI. Edy menjabat Ketua Umum PSSI, sedangkan Sihar pernah menjabat Komite Eksekutif PSSI.
Sedangkan Musa berasal dari kalangan pengusaha dan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan Periode 2014-2019.