Terorisme Ancam Elektabilitas Jokowi, PDIP: Skenario Berubah
- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Renteten aksi teror bom yang terjadi di Tanah Air diprediksi akan menurunkan elektabilitas Joko Widodo sebagai bakal calon presiden di Pemilu 2019. Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno tak menampik prediksi potensi tergerusnya elektabilitas Jokowi.
Dia mengatakan prediksi ini bisa dikaitkan dengan citra pemerintahan Jokowi jelang Pilkada serentak 2018. Kemudian, ada lagi ajang Asian Games dan Pertemuan IMF-WB Oktober di Bali.
"Pada akhirnya, kredibilitas presiden dipertaruhkan," kata Hendrawan saat dihubungi, Selasa 15 Mei 2018.
Namun, ia tetap optimis dan akan terjadi justru sebaliknya. Ia menilai nantinya akan muncul spirit kebersamaan dan tekad kolektif, yang mengutuk terorisme.
"Skenario berubah. Masyarakat percaya bahwa presiden yang sedang bekerja kini diganggu oleh komponen-komponen sektarianistik, anasir-anasir penyebar kebencian dan teologi maut," kata Hendrawan.
Menurutnya, persoalan terorisme menjadi tugas kolektif bangsa. Bagi dia, yang penting saat ini kebangkitan solidaritas antarparpol.
"Solidaritas antaragama yang memandang terorisme dan sel-sel pembiaknya sebagai musuh kolektif, musuh kemanusiaan dan peradaban," lanjut Hendrawan.
Baca: LSI Prediksi Teror Bom akan Gerus Elektabilitas Jokowi
Sebelumnya, peneliti Lingkaran Survei Indonesia milik Denny J.A, Adjie Alfaraby menyampaikan bahwa aksi teror dalam dua hari ini bisa saja membawa dampak negatif bagi kepercayaan terhadap pemerintah. Selaku Kepala Negara, publik bakal mempersepsikan Jokowi lemah dalam hal menangani masalah keamanan dalam negeri.
Adjie juga menilai, rentetan aksi teror itu juga diprediksi menjadi "peluru" lawan politik yang akan menjadi penantang Jokowi di Pemilu 2019.
"Ada kekhawatiran yang meluas di publik terhadap isu keamanan," kata Adjie saat menyampaikan keterangan pers di kantor LSI, Jalan Pemuda Raya, Jakarta, Senin, 14 Mei 2018.