Abraham Samad: Politik Dinasti Mengerikan dan Menjijikkan
- VIVA/Muhammad Yasir
VIVA – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, dideklarasikan sebagai calon presiden untuk Pilpres 2019. Komunitas Masyarakat Indonesia Timur yang mendeklarasikan Abraham Samad maju sebagai bakal capres.
Dalam orasinya, Samad menyinggung korupsi dan suburnya politik dinasti. Menurutnya, korupsi dan dinasti politik menjadi penyebab banyaknya masalah yang timbul di masyarakat.
Samad menyebut politik di Indonesia penuh dengan persekongkolan, konspirasi, dan tipu muslihat.
"Sudah berapa banyak pejabat negara yang sudah menjadi tersangka korupsi. Padahal mereka adalah orang-orang berdasi dan berpendidikan tinggi. Mulai dari kepala daerah, hamba penegak hukum, anggota DPR, bahkan sampai ke level menteri," ujar Samad di anjungan Pantai Losari, Makassar, Selasa, 8 Mei 2018.
Dia kembali menyoroti politik dinasti yang dinilainya kian mencorong. Ia mengkritisi terutama dalam perhelatan pilkada, sistem pengkaderan dilupakan dalam partai politik.
"Sebab, di daerah yang kuat politik dinasti, rekrutmen niscaya akan bersifat nepotisme. Bertumpu pada silsilah keluarga. Tak ubahnya laksana rezim monarki absolut," kata dia.
Kemudian, terkait dengan pengelolaan sumber daya ekonomi yang disebut hanya berada dalam lingkaran politik dinasti.
"Hanya berputar di lingkaran pengikut dinasti pembagian pos pengeluaran dalam APBN dan APBD terdistribusi rapi di sekeliling mereka," tutur Samad.
Samad mengingatkan kembali pentingnya memutus dinasti politik regenerasi yang masih marak.
"Mohon maaf bagi yang berada di luar lingkaran dinasti, silakan ambil ampas dari yang sudah mereka bagi-bagi. Politik dinasti sungguh mengerikan sekaligus menjijikkan," ujarnya.