Politikus PAN: Ketua Panitia Sembako Monas Jokowers Berat
- ANTARA/Hafidz Mubarak A
VIVA - Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Chandra Tirta Wijaya mengatakan kegiatan bagi-bagi sembako di Monas pada Sabtu, 28 April lalu yang berujung tewasnya dua anak itu kental aroma kampanye. Padahal sejak awal izin panitia kepada Pemprov DKI menggunakan Monas untuk parade budaya.
"Awalnya kan mereka membuat izin untuk acara kebudayaan tetapi setelah dipantau, dinvestigasi ini adalah pembagian sembako. Ada juga sepertinya kampanye. Ini menunjukkan pada hari H mereka melanggar," kata Chandra di kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 3 Mei 2018.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, politikus PAN Eggi Sudjana juga menyuarakan nada yang serupa. Ia juga mempersoalkan izin yang diterima panitia. Eggi menyebut, panitia terbukti melanggar izin.
"Saya mempersoalkan izin yang dimohonkan panitia, dalam perizinan perlu dicermati, mengatakan kepada Gubernur DKI Anies Baswedan rencana panitia pesta rakyat dan budaya namun di dalamnya ada bagi-bagi sembako. Ini kita pertanyakan," ujarnya.
Kader PAN lainnya, Syahganda Nainggolan mengatakan Ketua Forum Untukmu Indonesia (FUI) Dave Revano Santosa adalah fans Presiden Jokowi. Dia pun menyebut bantuan yang diberikan FUI kepada warga miskin di Monas adalah untuk kepentingan sang idola.
"Jadi si Dave itu Jokowers berat. Semua jejak digital mengatakan dia adalah Jokowi berat, pro-Jokowi, lembaga yang terkait dengan kegiatan pro-Jokowi. Saya imbau kepada orang-orang yang baik dari sisi pro-Jokowi atau anti-Jokowi, kita nggak boleh manipulasi bantuan," kata Syahganda.
Manipulasi bantuan yang dimaksud, terang Syahganda, adalah memanfaatkan kondisi warga yang membutuhkan untuk kepentingan politik.
"Jadi mengeksploitasi kemiskinan untuk tujuan politik tertentu itu adalah suatu bentuk politik sesat dan sudah harus kita hilangkan menuju 2019," ujar Syahganda.
Dia pun mengutuk kejadian meninggalnya dua bocah laki-laki setelah menghadiri acara itu.
"Saya mengutuk panitia yang tidak tanggung jawab terhadap kematian dua bocah tersebut. Karena, kalau membuat acara besar, berani mengambil risiko. Itu harus. Tidak boleh kemudian berusaha mencegah penyelidikan adanya peristiwa hukum," kata Syahganda.
Dua bocah laki-laki yang dimaksud adalah Muhammad Rizky Saputra dan Mahesa Junaedi. Menurut polisi, keduanya tewas karena persistensi hiperpireksia (suhu badan di atas 40 derajat Celsius) dan heat stroke (dehidrasi).
"Polisi awalnya mengatakan bahwa itu bukan terkait dengan korban antrean sembako, tapi kemudian untung saja Kapolda (Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis) meralat Kabid Humas-nya (Kombes Argo Yuwono) untuk menginvestigasi lebih dalam lagi," kata Syahganda.
Sebagaimana diberitakan, Forum Untukmu Indonesia menggelar acara bagi-bagi sembako di Monas pada Sabtu 28 April lalu. Informasi diterima Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, dua orang meninggal dalam acara bagi-bagi sembako tersebut. Korban yang meninggal dunia adalah dua anak yakni Muhammad Rizki dan Mahesa Junaedi.
Hal ini diungkapkan usai dirinya mendapat laporan hasil dari pertemuan secara tertutup dengan pihak FUI dan Dinas Pariwisata dan Budaya DKI.
"Kami sangat prihatin ada dua korban yang mesti kehilangan nyawanya. Dua-duanya warga Pademangan," ucap Sandiaga di kantornya, Jakarta, Senin, 30 April kemarin.