Buruh Deklarasikan Prabowo Capres 2019 Dinilai Hal Biasa
- VIVA / Reza Fajri
VIVA – Deklarasi dukungan buruh kepada Prabowo Subianto sebagai capres RI 2019 mewarnai peringatan hari buruh internasional di Indonesia hari ini. Buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu juga menyepakati kontrak politik dengan Prabowo .
Pengamat Politik Adi Prayitno menilai, aksi buruh tersebut bisa saja digerakkan oleh para aktor politik. Menurutnya, tak jarang buruh berafiliasi dengan salah satu partai politik.
"Biasanya banyak (buruh yang berafiliasi dengan parpol). Banyak juga pengurus partai yang berafiliasi terhadap kekuatan politik buruh tertentu. Biasanya itu yang menjadi kreator dan aktor utama mendeklarasikan di sini (Deklarasi Prabowo)," ujar Adi saat dihubungi VIVA, Selasa 1 Mei 2018.
Ditegaskannya, nyaris tidak ada buruh yang tidak berafiliasi dengan kekuatan politik tertentu baik kelompok oposisi atau pun kelompok pemerintah.
"Ormas kelompok pemuda, buruh petani, nelayan. Hampir semuanya berafiliasi ke salah satu kekuatan politik tertentu. Bahkan banyak buruh yang juga adalah pengurus partai," ujarnya.
Meski begitu menurutnya, fenomena itu membuat demokrasi di Indonesia bisa semakin marak. Buruh juga memiliki banyak kubu, ada yang pro Jokowi dan ada juga yang pro Prabowo.
Karena itu lanjutnya, asosiasi buruh itu banyak sekali alias bukan hanya satu kelompok dan satu serikat saja. Artinya tidak satu suara memberikan dukungannya.
"Ada nelayan pabrik dan seterusnya. Dan setahu saya, buruh ini dari dulu peta politiknya selalu berubah, tidak ada yang untuk capres tertentu. Cuma dalam waktu dekat ini memang buruh ini mendeklarasikannya untuk pak Prabowo," katanya.
Ia melanjutkan, masih dibuka kemungkinan bahwa dalam waktu dekat akan ada aksi buruh mendukung Jokowi sebagai Presiden.
"Tapi bahwa buruh dukung Prabowo dalam Pilpres itu fenomena biasa. Jadi itu memberikan suatu harapan untuk capres yang akan maju 2019," tuturnya.