Di Depan Maruf Amin, PDIP Geram Sering Disebut Komunis

Wakil Sekertaris Jenderal PDIP, Ahmad Basarah
Sumber :
  • VIVA / Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA – Elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP masih geram dengan serangan isu Partai Komunis Indonesia dan anti Islam. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Ahmad Basarah menepis bila partai berlambang Banteng ini adalah komunis, serta jauh dari umat Islam.

35 Tahun Berlalu Sejak Pembantaian Tiananmen

Basarah menyampaikan hal ini di depan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin.

"Saya setia menyampaikan, selalu diawali salam dan salawat, Pak Kiai. Supaya PDI Perjuangan tidak terus-terusan dianggap PKI dan komunis," kata Basarah, mengawali sambutannnya, saat diskusi di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta, Jumat 27 April 2018.

Sosok Ini yang Membuat Adik KH Agus Salim Tertarik Masuk Katolik

Basarah menyatakan, perkembangan saat ini bahwa paham radikalisme yang mengarah kekerasan menjadi ancaman di tengah masyarakat. Selain masalah ideologi, ia menilai, situasi akan diperburuk dengan munculnya intoleransi yang memungkinkan memecah belah persatuan.

Diskusi ini, kata dia, juga memberikan pertimbangan kepada Fraksi PDIP di DPR untuk pembahasan revisi Undang-undang Terorisme yang tengah digodok.

Megawati: Kalau Menyebut Marhaenisme, Langsung Dikatakan Kita Ini Komunisme

"Kita minta saran, khususnya tokoh-tokoh agama di sini hadir K.H Ma'ruf Amin. Dan, tokoh agama Kristen, Hindu, Budha, dan sebagainya. Yang kita harapkan dari FGD ini, akan mendapatkan saran dan pertimbangan bagi DPP PDI P untuk memberikan instruksi kepada Fraksi di DPR Pansus revisi UU Terorisme," ujarnya.

Basarah berpendapat, tren radikalsme tidak hanya terjadi di Indonesia. Hal itu, kemudian diperparah dengan masuknya ideologi kapitalisme dan liberalisme.

"Yang dampaknya hedonisme di tengah masyarakat kita. Kemudian seks bebas, LGBT, narkoba dan korupsi yang bersumber dari indivudualisme," ujarnya.

Sementara itu, politikus PDIP Risa Mariska mengaku khawatir sesama umat Islam, justru saling tuding dengan ucapan kafir.

Tindakan itu semakin dilihatnya semakin tak terkontrol, lantaran menuding sesama muslim yang harusnya bersatu.

"Banyak yang mengkafirkan sesama muslim, dengan menggunakan cara-cara kekerasan yang bagi mereka ini adalah jihad," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya