KSPI Janjikan 10 Juta Suara untuk Prabowo Subianto
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA – Elemen buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bakal mengambil sikap politik untuk Pemilihan Presiden 2019. Mereka siap mendeklarasikan calon presiden yang dianggap perhatian dengan kesejahteraan buruh.
Salah satu yang dijanjikan ialah sebanyak 10 juta suara untuk memenangkan calon presiden yang didukung KSPI.
"Berapa juta suara yang kami dijanjikan, 5-10 juta suara. Karena anggota KSPI 2.2 juta orang, dikalikan dengan istri dan anak maka punya suara hingga 5 juta. Kenapa sampai 10 juta? Karena kami akan bekerja juga untuk suara- suara di luar buruh KSPI," kata Presiden KSPI Said Iqbal, saat konfrensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Selasa 24 April 2018.
Menurut Said, sejumlah nama telah mengerucut dan disortir untuk nantinya dideklarasikan sebagai calon presiden versi KSPI. Nama itu ialah Prabowo Subianto yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra.
Deklarasi bakal disampaikan di Istora Senayan usai menggelar aksi di depan Istana Merdeka pada saat peringatan hari buruh internasional atau 'May Day' 1 Mei 2018. "Nama paling kuat Prabowo Subianto sudah itu," kata dia.
Said menyatakan, KSPI akan memaksa calon presiden yang diusungnya menandatangi sepuluh tuntuan rakyat (sepultura) terkait nasib buruh ke depannya.
Ia meminta, Prabowo atau calon presiden alternatif yang diusung menambah komponen kebutuhan hidup layak terkait pengupahan, hapus outsourcing, dan pulangkan tenaga kerja asing asal China.
Selain Prabowo, nama-nama lain disorongkan seperti mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
"Kemudian tentang transportasi publik murah, perumahan buruh murah setengah harga dari sekarang, dan guru honor diangkat tetap jadi PNS," kata dia.
Dia mengklaim, nama-nama yang dibidik KSPI sebagai bakal capres akan diundang untuk menyampaikan visi misinya terkait persoalan buruh.
"5 orang ini kami undang tanggal 29 April untuk menyampaikan pikiran-pikirannya tentang welfare state atau negara sejahtera," ujarnya. (mus)