PSI Diramal Tak Punya Masa Depan di Pemilu 2019

Partai Solidaritas Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Rahmat

VIVA – Kemunculan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menjadi peserta Pemilu 2019 diprediki survei Cyrus Network belum memiliki prospek bagus. Temuan survei kepada 1.230 responden, terdapat 9,3 persen yang ternyata menyatakan PSI tidak akan dipilih di Pemilu 2019.

Sebelum Akun Instagram Hilang, Giring Cerita Soal Mobil China

"Yang tidak akan dipilih di masa depan PSI. Kasihan ini," kata Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto saat menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Kamis 19 April 2018. 

Eko menjelaskan, PSI masih kalah dibandingkan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) yang tergolong sama-sama partai baru peserta Pemilu 2019.

Berkunjung ke Gunungkidul, Giring Ungkap Asal Usul Namanya

Dari segi elektabilitas, Perindo mendapat 4,3 persen dan menyodok di papan tengah. Sementara PSI di posisi buncit hanya 0,3 persen. 

Dengan kondisi seperti itu, Partai pimpinan Grace Natalie ini diprediksi tak akan bisa menempatkan kadernya di Parlemen lantaran tak mendapatkan suara minimal 4 persen. 

Ketua DPRD DKI Kasih Kabar Terbaru soal Pemecatan Viani Limardi

Dalam Undang Undang Pemilu yang baru, terdapat jumlah suara minimal itu ditetapkan menjadi ambang batas parlemen atau parliamentery threshold.

"Kasihan ini. Ini partai baru muncul, cuma publik paling besar tidak akan pilih di masa depan," katanya. 

Tidak hanya itu, identitas PSI yang menganggap dirinya partai yang dekat dengan anak muda juga tak tergambar dalam hasil survei. 

Dalam survei terdapat pertanyaan,"Partai politik manakah yang paling siap untuk mendekati kelompok anak-anak muda dan pemilih pemula?" Namun justru PSI justru hanya mendapatkan respons publik sebanyak 3,9 persen. PDI Perjuangan unggul yakni paling tinggi dengan angka 23,3 persen. 

"Padahal yang mencitrakan anak muda bukan PDIP tapi PSI hanya 3 persen," kata Eko. 

sorot partai solidaritas indonesia

PSI DKI Tolak Amandemen Perpanjang Masa Jabatan Presiden

PSI menilai gagasan perpanjangan masa jabatan akan menciderai demokrasi yang sudah diperjuangkan oleh pemuda-pemudi pada masa Reformasi.

img_title
VIVA.co.id
4 Maret 2022