Beda SBY dan Mega Tanggapi Tuduhan Anak Korupsi
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA - Putra Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, dan putri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dituduh terlibat korupsi proyek e-KTP.
Menariknya, ada perbedaan sikap yang diambil oleh SBY dan Mega dalam menanggapi persoalan tersebut.
Tercatat, SBY melaporkan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya ke Polri. Sementara, Mega memilih tidak berkomentar ke publik.
Baca juga: SBY: This Is My War
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran, Muradi, melihat sejauh ini SBY cenderung protektif pada kedua anaknya yakni Ibas dan Agus Harimurti Yudhoyono. Padahal, menurutnya, tindakan tersebut tidak baik bagi keduanya.
"Situasi tersebut akan membuat kedua anaknya menjadi tidak dewasa dan cenderung reaktif atas apa yang menimpa dan mengancam kedua anaknya," kata Muradi, saat dihubungi, Jumat, 6 April 2018.
Terkait kasus e-KTP, kata dia, sikap reaktif SBY ini membuat dua kesan negatif di publik saat ini. Pertama, persepsi publik akan terbangun bahwa SBY melindungi Ibas. Kedua secara psikologis politik, Ibas menjadi tidak matang dan dewasa secara politik karena terus menerus dilindungi serta diproteksi dalam sejumlah permasalahan.
Baca juga: Nazaruddin: SBY dan Ibas Tak Terlibat Proyek E-KTP
"Sebagai figur politik yang memiliki background ayahanda yang mantan presiden, Ibas harus bisa menjaga marwah politik keluarganya agar tetap terjaga dengan baik. Karena itu langkah SBY yang cenderung protektif hanya akan membuat Ibas menjadi politisi cengeng yang tidak tertempa oleh masalah," katanya.
Sementara, hal berbeda ditunjukkan Mega kepada Puan. Muradi menjelaskan sejak awal Puan berani tampil sendiri dengan membantah tuduhan Setnov.
Baca:Â Novanto: Puan dan Pramono Terima US$500 Ribu Uang E-KTP
"Saya kira Puan tidak dalam posisi dibela oleh Bu Mega terkait dengan tuduhan tersebut. Ini dapat melihat sejauh mana perbandingan dari pola protektif dengan pola yang dilakukan oleh Mega kepada Puan," ujar Muradi.
Sebelumnya, pada 6 Februari 2018, SBY berpidato panjang menyikapi nama anaknya, Ibas, yang tercatat dalam "buku hitam" Setnov. Dalam pidatonya, SBY mengatakan ada skenario yang dibuat untuk memfitnah Ibas, yang saat itu berdiri di sebelahnya, terlibat dalam korupsi e-KTP. Dia lalu menyampaikan kekecewaannya pada Novanto dan menyebutnya membalas air susu dengan air tuba.
Sedangkan saat Puan disebut Setnov menerima aliran dana e-KTP, Megawati dan Puan tidak menggelar konpers. Puan hanya menjawab pertanyaan wartawan pada 23 Maret 2018, di sela kesibukannya sebagai menteri. Tudingan Setnov bahwa Puan menerima US$500.000 pun dibantah langsung oleh Made Oka Masagung, pengusaha yang disebut terdakwa tersebut mengantarkan uang. (ase)