Jokowi Dikritik Politikus Gerindra, PSI Membela
- Repro Twitter Tsamara
VIVA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia, Tsamara Amany, menilai pembangunan infrastruktur justru langkah awal pembangunan manusia.
Hal ini disampaikan untuk menjawab kritik politikus Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo yang menilai pemerintahan Joko Widodo lebih mengedepankan pembangunan infrastruktur, tapi tidak dengan pembangunan manusia.
Justru menurut Tsamara, dengan adanya infrastruktur yang membangun konektivitas antardaerah, akses ke berbagai daerah menjadi lebih mudah.
"Presiden Jokowi justru membangun daerah-daerah tertinggal yang selama ini luput dari perhatian," kata Tsamara melalui pesan singkat, Kamis, 29 Maret 2018.
Ia mempertanyakan bagaimana bisa bicara soal keadilan jika ketimpangan infrastruktur terjadi. Sebab, kata Tsamara, ketimpangan infrastruktur justru menyebabkan harga logistik menjadi mahal di daerah-daerah tertinggal.
"Membangun manusia tanpa membangun kesejahteraan mereka sama dengan sia-sia. Karena itu, sangat rancu apa yang dikatakan oleh Aryo Djojohadikusumo. Kok bisa jalan yang dibangun justru dianggap yang menikmati orang asing? Rakyat kita membutuhkan itu. Ini sebenarnya menunjukkan bahwa Aryo tidak memahami apa yang sedang dikerjakan pemerintah," kata Tsamara.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo, memberikan catatan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, Jokowi dianggap kurang memperhatikan 'pembangunan' manusia.
"Pertama, program pemerintahan saat ini pembangunan infrastruktur berjalan terus, tetapi catatan dari Partai Gerindra adalah pembangunan manusianya," kata Aryo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
Ia pun menyoroti pernyataan Jokowi yang memberikan perhatian khusus terutama soal ekonomi era digital di abad ke-21. Di antaranya soal perkembangan bisnis dunia startup.
"Tapi yang dilupakan pemerintah, Indonesia ini bisa maju kalau engineer dan pekerjanya terlatih, mereka ngerti sistem IT terkini, belajar coding. Percuma kalau angka kekurangan gizi di Indonesia masih kekurangan sekali," kata Aryo. (ase)