Politikus PDIP Sebut Kemenag Bangsat, PPP: Serampangan
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan, Achmad Baidowi, menilai penggunaan kata bangsat dalam rapat resmi kurang patut dan kurang elok. Menurutnya, setiap orang boleh mengkritik tapi tak perlu pakai kata tersebut.
"Karena itu bahasa serampangan. Masih banyak cara mengkritik tanpa mengumpat. Jangan sampai karena memiliki hak imunitas, anggota DPR bisa mengeluarkan kata-kata kasar," kata Baidowi melalui pesan singkat, Kamis, 29 Maret 2018.
Baca: Politikus PDIP Sebut Kementerian Agama Bangsat
Ia menyarankan sebaiknya para anggota Dewan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Jika tudingan "bangsat" terkait kasus umrah, bukankah tinggal dilakukan penyidikan terhadap pihak yang melakukan pelanggaran.
Politikus PDIP Arteria Dahlan
"Bukankah Kemenag sudah melakukan antisipasi ke depannya dengan tiga skema yang sudah disiapkan. Lalu yang sudah terjadi dilakukanlah penindakan terhadap oknum yang saat ini bergulir di persidangan," kata Baidowi.
Ia pun mempersilakan diawasi proses persidangannya, dan jika ada kejanggalan tinggal dilaporkan. "Hal itu lebih solutif daripada sekadar keluar kata "bangsat" yang bisa menimbulkan kegaduhan baru," kata Baidowi.
Sebelumnya, anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, mempermasalahkan soal travel bodong saat rapat Komisi III bersama Jaksa Agung M. Prasetyo. Bahkan dalam perkataannya, Arteria justru mengeluarkan kata-kata kasar terhadap Kementerian Agama.
"Masalah travel yang bodong tadi. Saya satu komisi, satu bulan sama ini Pak, ini masalah dapil. Yang dicari jangan kayak tadi bapak lakukan inventarisasi, pencegahannya Pak. Ini Kementerian Agama bangsat semuanya Pak," kata Arteria di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 29 Maret 2018. (ase)