Beda dengan PDIP, Elektabilitas Kang TB-Anton Jeblok
- ANTARA Foto/Sigid Kurniawan
VIVA – Survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkapkan adanya dukungan tinggi rakyat Jawa Barat pada tiga partai pemenang Pemilu 2014 yaitu PDIP, Golkar, dan Gerindra. Namun, dukungan terhadap PDIP ini ternyata tak berbanding lurus dengan dukungan calon-calon yang diusung.
Dukungan masyarakat Jawa Barat pada PDIP bila pemilu akan diadakan saat survei sebesar 18,6 persen. Lalu dukungan diberikan pada Golkar sebesar 14 persen dan Gerindra 14 persen.
SMRC mengatakan dukungan warga Jawa Barat tertinggi diperoleh Ridwan Kamil sebesar 42,3 persen dan Deddy Mizwar 30,2 persen. Adapun Sudrajat hanya 4,3 persen disusul TB Hasanuddin hanya mendapatkan dukungan sebesar 3 persen.
Sementara, jika dipasangkan dengan wakilnya, dukungan Ridwan Kamil-Uu sebesar 43,7 persen dan duo Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 30,7 persen. Lalu, Sudrajat-Syaikhu hanya 4,6 persen dan TB Hasanuddin-Anton Charliyan hanya 2,8 persen.
Terkait popularitas, Deddy Mizwar menempati urutan popularitas tertinggi sebesar 88 persen. Angka itu disusul Ridwan Kamil 72 persen, Sudrajat 14 persen, dan TB Hasanuddin 9 persen.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan orang tentunya tak akan memilih figur yang tak dikenal. Begitu pun dengan pemilih PDIP yang mungkin saja belum tahu kalau PDIP mengusung TB Hasanuddin dan Anton.
"Mereka warga di pedesaan yang milih PDIP. Tapi di pilgub dia enggak tahu calon PDIP siapa? Faktanya kami temukan. Itu kenapa dukungan pada calon PDIP rendah," kata Deni di kantor SMRC, Jakarta, Kamis 15 Maret 2018.
Ia menambahkan kalau calon PDIP bisa populer di kalangan PDIP saja, maka ada kemungkinan ke depan elektabilitas TB Hasanuddin dan Anton bisa berubah. "Tapi kita tak bisa pastikan kalau kita tak ukur lagi," kata Deni.
Dalam survei ini, SMRC melakukannya pada warga Jawa Barat periode 1-8 Maret 2018. Jumlah sampel responden sebanyak 801 orang dipilih dengan metode multistage random sampling.
Adapun toleransi atau margin of error sebesar +- 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai melalui tatap muka. Lalu, quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden