Cawagub Jabar PKS Sindir Dedi Mulyadi Soal Pohon Bersarung

Cagub dan Cawagub Jawa Barat, Deddy Mizwar (kiri) dan Dedi Mulyadi (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Novrian Arbi

VIVA – Calon Wakil Gubernur dari koalisi Gerindra, PKS dan PAN Ahmad Syaikhu menyindir latar belakang calon Wakil Gubernur Dedi Mulyadi semasa menjalankan jabatan Bupati Purwakarta yang menerapkan kebiasaan memasang kain sarung di pohon-pohon.

3 Tingkah 'Nyeleneh' Vicky Prasetyo di Debat Pilkada Pemalang, Nyanyi hingga Selebrasi ala Pemain Bola

"Di Purwakarta, banyak pohon-pohon ditutup dengan kain, kenapa seperti itu?," tanya Ahmad Syaikhu kepada Dedi Mulyadi dalam Debat Pilgub Jabar di Sabuga Kota Bandung, Senin 12 Maret 2018.

Seperti diketahui, kebijakan Dedi Mulyadi di Purwakarta, kerap memunculkan kontroversi. Selain penggunaan kain sarung di pohon-pohon, pendirian patung di Purwakarta pun memunculkan kontroversi.

KPU Larang Bawa Catatan, Pasangan Calon Wali Kota Mojokerto Pilih Walkout dari Debat Pilkada

Menyikapi hal tersebut, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa penggunaan sarung bagi pohon adalah bentuk memuliakan alam dengan menghormati dan menjaga keberadaan pohon-pohon di Purwakarta.

"Pohon dikasih kain, maka tidak akan ada yang paku. Tidak akan ada iklan yang masang di situ, lebih mulia dikasih kain dibanding pohon dipakuin dipasang iklan sedot tinja," katanya.

Iklan Judi Online Mejeng saat Streaming Debat Pigu Jabar, KPU Kasih Penjelasan

Bahkan, menurut Dedi, hal tersebut sebagai bentuk aplikasi pemahaman ilmu alam yang mengharuskan saling menjaga antar sesama mahluk hidup. Dedi menegaskan, kebiasaan tersebut lebih baik daripada memberlakukan penebangan terhadap pohon.

"Ilmu lingkungan mengajarkan memuliakan, pohon memberikan energi bagi lingkungan, memberikan air. Dibandingkan orang yang nebang pohon dimana-mana. Pohon dikasih kain lebih utama dibandingkan ditebang demi kepentingan ekonomi," katanya.

Menanggapi jawaban tersebut, Ahmad Syaikhu yang juga politikus PKS ini menyayangkan kebiasaan penggunaan kain sarung terhadap pohon sebagai bentuk memuliakan.

"Saya agak ironis, pohon-pohon dikasih kain sementara anak-anak kekurangan kain sampai bahkan. Kalau kita ingin memulikan pohon, bagaimana mungkin manusia tidak dimuliakan," tegasnya.

"Memuliakan manusia lebih terhormat dibandingkan memuliakan pohon. Rasanya kebijakan-kebijakan seperti itu kurang tepat, apalagi kalau nanti diberlakukan se Jawa Barat berapa banyak pohon yang harus diberi kain," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya