Gerindra Beberkan Penyebab Elektabilitas Jokowi Merosot
- Antara/ Wahyu Putro A
VIVA – Partai Gerindra menganggap biasa saja keputusan PDIP menunjuk Joko Widodo sebagai calon presiden. Lagi pula bukan berarti Jokowi akan menang mudah dalam Pemilu 2019. Â
"Saat ini elektabilitas Jokowi kecenderungannya menurun di mata masyarakat. Ekonomi gagal ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang sejak 2014 sampai sekarang hanya rata-rata lima persen," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono, saat dihubungi wartawan pada Sabtu, 24 Februari 2018.
Dengan beban berat yang harus ditanggung masyarakat, menurut Ferry, belum tentu Jokowi akan menjadi pilihan utama sebagai calon presiden. Banyak masyarakat kecewa dengan kepemimpinan Jokowi yang membuat harga kebutuhan pokok melambung.Â
Belum lagi sudah muncul kesadaran baru di masyarakat, terutama umat Islam, tentang politik identitas, yang tentu mengakibatkan orientasi pemilih masuk pada level demokrasi berorientasi nilai. Semua itu memiliki efek elektoral.
Gerindra memang belum mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden tetapi, menurut Ferry, semua kader sudah sepakat untuk mengusung mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.
"Namun demikian, seperti yang disampaikan Pak Prabowo, kami belum akan mengumumkannya, karena masih konsentrasi di pilkada serentak," ujarnya.
Setelah mendeklarasikan Joko Widodo sebagai calon presiden, PDIP langsung bersiap menjajaki komunikasi dan membuka ruang koalisi dengan partai lain. Ada beberapa partai yang sudah mendeklarasikan serupa, antara lain Partai Nasdem, PPP, Partai Golkar, Partai Hanura, PKB dan PAN.
PDIP berharap partai-partai pendukung itu dapat bekerja sama dalam pemerintah dan parlemen jika Jokowi terpilih lagi pada 2019. "Pemerintahan yang stabil, pemerintahan yang kuat tidak hanya mendapatkan dukungan legitimasi rakyat tetapi juga kekuatan mayoritas di parlemen," kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, di sela-sela Rakernas partai itu di Bali pada Sabtu, 24 Februari.