Komedian Qomar Tak Kapok Bertarung di Pilkada Cirebon
- Adi Suparman/VIVA.co.id
VIVA – Pelawak senior Tanah Air, Nurul Qomar atau yang akrab disapa Qomar tetap menunjukkan selera humor yang tinggi, meski menggeluti dunia politik di kursi Senayan sejak 2004.Â
Hingga saat ini, Qomar tetap menunjukkan keseriusannya berkecimpung di dunia politik. Namun, tahun ini dia memilih bekerja di lembaga eksekutif dengan mencalonkan diri sebagai calon wakil bupati Cirebon.Â
Dia ikut dalam kontestasi ini dengan diusung Partai NasDem mendampingi calon Bupati Mohamad Luthfi dari Partai PKB. Qomar pun menceritakan awal mulanya dia memilih ikut dalam pertarungan Pilkada Serentak.
Qomar menuturkan, ajang pilkada di Kabupaten Cirebon merupakan pertarungan ketiga kalinya. Pertama, dia mengikuti Pilkada Kabupaten Indramayu yang lawannya pada saat itu ialah raja kecil Indramayu yaitu Irianto MS Syafiudin alias Yance.
"Di 2005 saya nyalon bupati di Indramayu, dapat juara dua, sehingga sudah, tidak ada syahwat lagi," ujar Qomar kepada VIVA, Jumat 23 Februari 2018.
Namun, ketenarannya sebagai pelawak senior di semua kalangan ini pun kembali mendapatkan tawaran maju di Pilkada 2013 di Kabupaten Cirebon. Bahkan pada 2013, Qomar menuturkan bahwa pasangannya merupakan lawan pada sebelumnya.
Namun, kesempatan kedua kalinya itu tetap tidak berbuah manis dan akhirnya memutuskan untuk konsen di lembaga legislatif.Â
"Dulu calon bupati di Kabupaten Cirebon, Pak Luthfi dulu lawan. Juara satunya Senjaya, dulu saya diusung Partai Demokrat sama Gerindra di 2013. Sudah selesai, pada akhirnya tidak ada syahwat lagi nyalon bupati," katanya.
Setelah kekalahannya itu, Qomar mengaku konsen menjalankan tugas di DPR. Bahkan dengan memaksimalnya kinerja Qomar di Legislatif, dia kembali mendapat kepercayaan Demokrat untuk mencalonkan diri di pemilihan legislatif 2019.Â
"Lagi asyik-asyik begitu (persiapan 2019), ada yang datang ke saya di Cirebon minta saya jadi wakil bupati," katanya.
Dalam prosesnya, pihak-pihak yang berkepentingan mulai berdatangan dan menawarkannya bertarung di pilkada. Permintaan tersebut pun terus datang.Â
"Yang intens itu Pak Luthfi yang sekarang jadi ketua PKB Cirebon, saya dilihatnya sebagai kader Demokrat waktu itu," katanya.
Melihat kondisi tersebut, Qomar sulit menghindar dan mulai mempertimbangkan. Luthfi pun dipilih menjadi pasangannya karena memiliki figur yang baik.Â
Akhirnya, secara resmi Qomar melepaskan almamater Demokrat dan memilih NasDem sebagai kendaraan politiknya.Â
"Ada habit saya sebagai anak Jawa, kalau ada yang minta saya hajatan, sholat Istikhoroh, minta petunjuk dan itung-itungan politik. Ada komitmen yang disepakati berbasis spiritual, bukan material," katanya.