Jika Kasus Novel Tak Tuntas akan Rugikan Citra Jokowi
- ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
VIVA – Kasus teror pada penyidik senior Komisi Peberantasan Korupsi Novel Baswedan belum menemui titik terang. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan mengatakan momentum kepulangan Novel ke Tanah Air seharusnya menjadi koreksi bagi aparat kepolisian.
Dia menekankan kasus ini menjadi sorotan publik karena hampir setahun belum bisa terungkap siapa pelaku teror yang menyiram air keras ke Novel Baswedan.
"Agar tak jadi pertanyaan terus dan tak jadi isu yang tak berkesudahan. Namanya isu dan rumor banyak hal yang jadi negatif, apalagi sudah masuk tahun-tahun seperti ini tentu akan merugikan pemerintah," kata Zulkifli di gedung DPR, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2018.
Zulkifli menekankan bila aparat tak bisa menyelesaikan kasus teror Novel justru akan merugikan citra Presiden Joko Widodo. Faktor pemicunya, karena menjelang setahun kasus Novel berdekatan dengan agenda politik.
"Pada akhirnya kalau ini tidak selesai yang dirugikan Presiden. Apalagi ini sudah masuk tahun politik. Agustus sudah pendaftaran capres-cawapres, pada akhirnya Presiden yang dirugikan," ujar Zulkifli.
Kemudian, ia mengingatkan agar aparat kepolisian secepatnya mengungkap tuntas kasus ini secara transparan. Lamanya kasus ini tak terungkap memunculkan pandangan yang meragukan pada kinerja aparat.
"Itu akan merugikan aparat yang kerjanya sudah bagus. Gara-gara ini nanti citranya bisa menjadi tak baik. Jadi momentum kepulangannya ini agar segera tuntaskan kasus yang dihadapi," tuturnya.
Menurut Zulkifli, selama kasus ini tak tuntas maka orang akan selalu mempertanyakan dan ini akan merugikan citra polisi. Soal wacana pembentukan tim pencari fakta, saat ini ia masih mempercayakannya pada polisi.
"Saya percaya polisi kita masih bisa selesaikan ini. Tapi kalau tidak, ya harus buat tim itu," ujar Ketua Umum DPP PAN tersebut.
Novel mendapat teror dari orang tak dikenal pada 10 April 2017. Novel diteror dengan cara disiram air keras ke wajahnya. Karena teror ini, kedua mata Novel terutama yang kiri mengalami luka parah. Kurang lebih 10 bulan, Novel mendapat perawatan di rumah sakit Singapura. (ase)