Sering Bareng Jokowi, Rommy Tak Ngarep Jadi Cawapres
VIVA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Muhammad Romahurmurziy, tak mau terlalu berharap masuk dalam bursa pendamping Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2019. Namun, Rommy mengaku bahwa akhir-akhir ini hubungannya dengan Jokowi sangatlah dekat.
"Soal siapa yang nanti dipilih Pak Jokowi jadi cawapres, PPP menyerahkan ke Pak Jokowi. Soal personelnya siapa, Pak Jokowi memiliki keleluasaan," kata Rommy saat menghadiri Rakorwil PPP Jawa Tengah di Semarang, Senin, 19 Februari 2019.
Rommy menegaskan, PPP telah menentukan sikap untuk mengusung kembali Jokowi dalam Pilpres 2019. Sehingga pada saatnya PPP akan membangun sosialisasi yang lebih luas dalam koalisi mengusung Jokowi.
"Sesuai kata Mbah Moen kepemimpinan negeri ini dibangun atas dasar nasionalis dan religius. Maka ketika PPP masuk dalam koalisi mengusung Pak Jokowi adalah bagian dari itu," ujarnya.
Rommy tak membantah bahwa selama ini dia sangat dekat dengan mantan Wali Kota Solo dan DKI Jakarta itu. Kedekatan itu terlihat saat dia banyak diajak keliling Jokowi dalam berbagai kegiatan.
"Kalau saya sering diajak, mungkin enak diajak ngomong gitu aja. Kalau saya melihatnya sebenarnya kalau dibilang bersama beliau lebih sering dibandingkan yang muncul di publik. Memang kita sering diajak runding aneka hal terkait urusan nasional," katanya.
Namun, terkait namanya yang dimungkinkan masuk kandidat cawapres, ia menyerahkan publik yang menilai. Selain itu, Rommy menegaskan bahwa banyaknya gambar dirinya di berbagai daerah di Indonesia hanya bertujuan sebagai rasa syukur PPP terkait berakhirnya seluruh konflik yang terjadi selama ini.
"Sejak Desember 2017 lalu kepemimpinan di PPP sudah tunggal adanya hasil Muktamar Pondok Gede. Hari ini PPP sudah satu dan ketua umumnya ini loh," katanya.
Ia mengklaim, bahwa dia dan partai yang dipimpinnya merupakan bagian dari generasi milenial. Pada Pemilu 2019 nanti jumlah pemilih segmen milenial mencapai 39 persen dan tidak bisa diabaikan.
"Maka DPP memasang gambar di seluruh nusantara itu untuk mengirim pesan itu dan ikhtiar kita membangun kondusifitas. Sekarang bukan lagi zaman now tapi zaman next, jadi pemimpin yang dibutuhkan adalah zaman next. Dan itu ada di PPP," katanya.