Fadli Zon: Logika Jokowi Harus Dikoreksi
- VIVA.co.id/Lilis Khalis
VIVA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Fadli Zon, kembali menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang akan mengajak Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Mohammad Zaadit ke Asmat lantaran mengacungkan kartu kuning pada Jokowi. Bagi Fadli, justru koreksi Jokowi yang harus dikoreksi.
"Ya itu logikanya Pak Jokowi harus dikoreksi. Apa hubungannya kartu kuning dengan mengirim ketua BEM ke Asmat," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Selasa, 6 Februari 2018.
Ia menambahkan sudah banyak yang berkomentar atas persoalan ini. Kata Fadli, ada pihak yang menyebut juga kalau belum ke Papua maka jangan berbicara soal Papua. Menurutnya, anggapan itu keliru.
"Nanti kita enggak boleh ngomong akhirat kalau kita belum ke akhirat. Gitu ya. Saya kira juga banyak komentar seperti itu. Logika sederhana dan masuk akal ini saya kira, jadi kritik ya kritik," ujar Fadli.
Ia menilai saat ini zamannya sudah canggih. Sehingga tak perlu ke Asmat untuk mengetahuinya. Misalnya soal campak. Sebenarnya sederhana dengan cukup melakukan vaksinasi.
"Bukan hanya Asmat. Asmat hanya puncak gunung es dari masalah malanutrisi," kata Fadli.
Aksi Ketua BEM UI Mohammad Zaadit yang memberikan kartu kuning kepada Presiden Jokowi menjadi sorotan. Jokowi pun memberi respons dengan ingin mengajak Zaadit ke Asmat, Papua.
Insiden kartu kuning ini terjadi saat Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UI di Balairung, Depok, Jawa Barat, Jumat, 2 Februari 2018.
Usai menyampaikan pidato, Jokowi dan Rektor UI serta Menristek Dikti M Nasir, berdiri di panggung. Zaadit yang berada di bangku deretan depan, langsung berdiri dan sejurus kemudian membunyikan peluit dan mengangkat kartu kuning.
Meski ada insiden itu, tak mengurangi kelancaran acara tersebut. Zaadit juga terlihat mengalah, saat Paspampres memintanya mundur dan ke luar ruangan. (ase)