Rizal Mallarangeng: Nakhoda Baru Membuat Golkar Rebound
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA – Hasil survei Lembaga Survei Indonesia pimpinan Denny JA menunjukkan posisi Partai Golkar berada di papan atas bersama PDIP. Bahkan tren Golkar cenderung naik, sementara PDIP cenderung turun.
Wakil Ketua Koordinator Bidang Penggalangan Khusus Partai Golkar Rizal Mallarangeng menganggap Golkar sedang rebound. Semua tak lepas dari faktor berakhirnya prahara dan pergantian nakhoda atau pemimpin partai berlambang beringin itu.
"Golkar mengalami rebound atau bangkit kembali. Babak pertama diserang habis-habisan, sekarang dengan Munaslub, babak kedua rebound ada nahkoda baru," kata Rizal kepada VIVA pada Rabu, 24 Januari 2018.
Golkar, kata Rizal, sudah memprediksi situasi rebound, meski tidak menyangka akan secepat itu. Apalagi saat didera badai kasus yang menjerat Setya Novanto, Golkar bahkan merosot hingga di posisi 11 persen dan bahkan 7 persen.
"Ini mengejutkan tapi tidak mengherankan. Mengejutkan karena saya tidak menyangka secepat ini, begitu tinggi, bahkan sampai melampaui perolehan pemilu 2014," katanya.
Rebound atau kebangkitan dengan waktu cepat yang dialami Golkar, kata Rizal, tidak terlepas dari faktor Jokowi. Pilihan politik untuk mendukung Jokowi sebagai calon presiden dua periode dinilai memberikan efek bagi Golkar.
"Faktor Jokowi trennya naik. Survei terakhir Pak Jokowi lebih tinggi dibandingkan tiga-empat bulan lalu. Golkar baru bagian dari Jokowi dua periode, suka Jokowi dan suka Golkar beririsan," katanya.
Selain juga ada aspek Golkar memang partai yang memiliki basis yang kuat sehingga tahan terhadap badai yang datang silih berganti. Apalagi kemudian terpilih nakhoda baru, yaitu Airlangga Hartarto, yang menjabat Menteri Perindustrian. “Airlangga ini wajah baru, yang selain muda, juga kaya pengalaman,” ujarnya.
Faktor pemimpin baru itu juga tergambar dalam survei LSI, yakni tiga program kerakyatan yang dibawa Airlangga Hartarto disukai responden. Misalnya, harga sembako terjangkau (disukai 87,5 persen), memperluas lapangan kerja (disukai 85,2 persen), dan rumah mudah akses dan terjangkau (disukai 82 persen).
Meski demikian, Rizal mengingatkan bahwa Golkar tidak boleh lengah dan harus menyelesaikan pekerjaan yang perlu diselesaikan menjelang pemilu. "Kita harus atur strategi untuk menjaga tren positif dan menjaga momentum ini agar menjadi lebih besar lagi," ujarnya.