Aceh Ingin Beli Enam Pesawat untuk Jaga Perairan
- ANTARA/Ampelsa
VIVA – Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) geram dengan maraknya penyelundupan narkoba dan pencurian ikan di perairan Aceh. Perairan provinsi paling ujung Indonesia itu kerap dijadikan jalur empuk para penyelundup.
Untuk mengantisipasi persoalan tersebut, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf telah menganggarkan untuk membeli enam pesawat jenis Shark Aero besutan Slovakia.
Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menjelaskan, pesawat jenis Shark Aero yang akan dipesan bukanlah jenis pesawat mahal dengan perawatan yang mahal pula.
"Harga perunitnya adalah sebesar 150 ribu Euro atau sebesar Rp2,5 miliar," kata Irwandi kepada wartawan di Banda Aceh, Senin, 22 Januari 2018.
Untuk mengoperasikannya nanti, pemerintah Aceh akan berkoordinasi dengan TNI AL, TNI AU dan Bakamla, dan pilot-pilot lokal Aceh yang pernah disekolahkan.
Irwandi mengaku sangat mengetahui karakter pesawat buatan Slovakia itu. Ia memastikan tidak akan membeli 'kucing dalam karung'. Pesawat ini memiliki dua seat untuk pilot dan co pilot.
Keunggulan pesawat jenis ini, antara lain mampu terbang non stop hingga sembilan jam. Selain itu, pesawat ini juga mampu terbang dengan kecepatan tinggi, serta fleksibel untuk terbang rendah maupun tinggi.
Irwandi membandingkan dalam 1 jam, kapal perang bergerak dengan kecepatan maksimum hanya mampu mencapai 30 mil atau 55 kilometer. Sedangkan pesawat Shark Aero, waktu 1 jam mampu menjangkau hingga 200 mil atau tepat berada di Zona Ekonomi Eksklusif.
"Pesawatnya sama persis dengan pesawat saya, namun akan ditambah dengan perangkat keselamatan di air," ujarnya.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf diketahui memiliki pesawat pribadi jenis Shark Aero ini. Ia pernah menggunakannya untuk memantau langsung pelaksanaan Pilkada Aceh pada 15 Februari 2017 lalu.
Pesawatnya dia beri nama Hanakaru Hokagata, yang artinya bahasa Aceh, yang artinya 'Sudah aman, di mana anda'.