Jadi Mensos, Idrus Siap Belajar dari Khofifah
- VIVA.co.id/ Nur Faishal.
VIVA – Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham resmi menjadi Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa. Idrus siap belajar dari Khofifah yang sudah berpengalaman menjabat menteri di kabinet pemerintahan.
"Saya harus belajar ke Khofifah yang sudah bekerja dan tentu nanti langkah yang sudah diambil akan saya lihat mana yang perlu diakselerasi dan ditingkatkan," kata Idrus di Istana Negara, Rabu, 17 Januari 2018.
Idrus pun memuji kinerja Khofifah ketika menjabat sebagai Mensos. Ia berpendapat sosok Khofifah dinilai mampu mengurangi angka kemiskinan.
"Saya kira memang ini satu prestasi yang sudah dicapai dengan mengurangi angka kemiskinan yang ada," tutur Idrus.
Kemudian, Idrus juga segera berkoordinasi dengan jajaran Kementerian Sosial terkait kelanjutan program kinerja. Salah satu persoalan yang menjadi catatannya terkait kemiskinan. Namun, persoalan ini juga perlu sinergi dengan kementerian lain.
"Yang paling penting terkait kemiskinan ini tidak berdiri sendiri tapi harus bersinergi dengan seluruh kementerian yang ada dan lembaga serta masyarakat secara keseluruhan," tutur Idrus.
Bagi dia, dengan sinergi antarkementerian terkait maka target penurunan kemiskinan seperti yang diinginkan Presiden Jokowi akan terealisasi.
"Saya punya keyakinan kalau itu dilakukan maka prestasi yang dicapai Pak Jokowi dengan ada penurunan 1,2 juta," ujarnya.
PR Idrus
Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Sodik Mudjahid, mengatakan pekerjaan rumah Menteri Sosial yang baru masih sama dengan persoalan yang lama. Persoalan utama terkait kemiskinan.
"Masih soal lama, update data kemiskinan yang masih semrawut. Yang mampu dapat bantuan, yang miskin tidak dapat bantuan," kata Sodik melalui pesan singkat, Selasa 17 Januari 2018.
Ia menambahkan harus ada evaluasi soal bantuan-bantuan pengentasan kemiskinan dari Kemensos yang jumlahnya dan anggarannya triliunan. Evaluasi tersebut juga harus dilakukan secara objektif dan jujur.
"Dampak bantuan-bantuan kemiskinan tersebut jangan hanya program bantuan seperti sinterklas," kata Sodik.
Menurutnya masalah pemberdayaan masyarakat miskin juga harus dilakukan. Sehingga masyarakat bukan hanya dibantu dan diabadikan kemiskinanannya dengan bantuan-bantuan. (one)