Sumatera Barat Berencana Bangun Pusat Rehabilitasi LGBT

Ilustrasi kelompok LGBT.
Sumber :
  • REUTERS/Cathal McNaughton

VIVA – Setelah Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) khusus soal kaum Lesbian, Gay, Biseks dan Transgender (LGBT) yang berlandaskan pada Perda Nomor 11 tahun 2001 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Maksiat dikebut, bahkan ditargetkan rampung pada Maret 2018 mendatang, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kini berencana membangun pusat rehabilitasi khusus untuk LGBT.

Grand Syekh Al Azhar Kecam Keras Pembukaan Kontroversial Olimpiade Paris 2024

Hal ini dilakukan seiring dengan tingginya angka populasi LGBT berdasarkan hasil mapping sosial sementara yang dilakukan sejumlah pihak. Pusat rehabilitasi ini sebagai salah satu upaya Pemprov Sumbar menangani persoalan LGBT.

"Kalau perlu kita buat pusat rehabilitasi. Yang sudah jadi pelaku kita obati. Namun yang lebih penting, yang lain jangan terjerumus," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, Selasa, 16 Januari 2018

Wanda Hara Bakal Dilaporkan ke Polisi, Advokat Ini Singgung Ingin Beri Sanksi Tegas untuk Kaum LGBT

Rencana pembangunan pusat rehabilitasi ini, lanjut Abit, merupakan bentuk keseriusan Pemprov Sumbar mengatasi persoalan maraknya LGBT. Pasalnya, LGBT tidak sesuai dengan norma, adat dan agama.

"Kita akan pertimbangkan kembali pusat rehabilitasi ini dan berkoordinasi dengan semua pihak terutama DPRD Sumbar, karena juga menyangkut anggaran," tambahnya.

Brigjen Mukti Ungkap Fakta Mengejutkan Poppers, Ternyata Obat Perangsang Favorit LGBT

Sebelumnya, Syafruddin, Asisten II Bidang Ekonomi Pemprov Sumbar, menyebutkan, landasan Perda LGBT yang direncanakan rampung pada Maret 2018 ini, merupakan Perda Nomor 11 tahun 2001 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Maksiat. Jadi Renperda LGBT ini merupakan penyempurnaan dari Perda sebelumnya, yakni Perda nomor 11 tahun 2001. (one)

Mahasiswi yang menjadi korban penganiayaan ustazah saat melapor di Polres Lombok Barat (Satria)

Masih Ada Rasa Cinta, Ustazah di Lombok Aniaya Mahasiswi Gegara Cemburu

Seorang mahasiswi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dianiaya mantan ustazahnya karena cemburu mahasiswi tersebut memiliki kedekatan dengan dengan seorang pria.

img_title
VIVA.co.id
19 Oktober 2024