Satgas TNI KLB Campak dan Difteri Asmat Tiba di Timika

Satgas Kesehatan TNI tiba di Timika menuju Kabupaten Asmat
Sumber :
  • Puspen TNI

VIVA – 53 Personel Tim Medis yang tergabung dalam Satgas Kesehatan TNI Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam rangka menanggulangi wabah penyakit Campak dan Difteri di Kabupaten Asmat, tiba di Landasan Udara Timika, Provinsi Papua, Selasa, 16 Januari 2018.

Satgas yang diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules A-1326 dari Lanud Halim Perdanakusuma langsung menuju Kabupaten Asmat, bergabung dengan 30 personel Tim Kesehatan dari Kodam XVII/Cenderawasih dan Korem 174/ATW serta Pemda setempat, membantu warga yang terkena wabah penyakit Campak dan Difteri.

Personel yang terdiri dari personel Puskes TNI, Puskesad, Diskesal dan Diskesau akan disebar ke seluruh Distrik wilayah Kabupaten Asmat dengan menggunakan speed boat yang telah disiapkan oleh satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih dan Pemda setempat.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sabrar Fadhilah mengatakan pengiriman Satgas Kesehatan TNI ke Kabupaten Asmat menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk segera membantu warga yang terkena wabah penyakit di Asmat.

"Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto telah membentuk Satgas Kesehatan TNI KLB untuk membantu Kementerian Kesehatan RI, terdiri dari Puskes TNI, Puskesad, Diskesal dan Diskesau dalam rangka mendukung Kodam XVII/Cenderawasih membantu warga Asmat yang terkena kejadian luar biasa wabah penyakit," kata Mayjen Sabrar dalam keterangan tertulisnya, Selasa 16 Januari 2018.

Menurutnya, pengiriman Satgas ini dalam rangka penanganan membantu warga yang terkena wabah penyakit di Asmat, sudah sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat 2, khususnya Operasi Militer Selain Perang (OMSP) guna memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga negara yang tertimpa musibah.

"Satgas Kesehatan TNI KLB Asmat yang diberangkatkan adalah untuk memperkuat Tim Kesehatan Kodam XVII/Cenderawasih dan Pemerintah Daerah setempat yang dipusatkan di Timika," ujarnya.

Lebih lanjut, katanya, 53 personel Satgas Kesehatan TNI KLB Asmat, terdiri dari Dokter Spesialis dan Paramedis. Disamping itu juga dikirimkan obat-obatan sesuai kebutuhan, dengan prioritas Vaksin Campak dan Difteri serta Alat Kesehatan (Alkes).

"Selain obat-obatan dan Alkes, Satgas Kesehatan TNI KLB Asmat juga membawa logistik berupa bahan makanan siap saji sebanyak 11.100 pack untuk membantu warga Asmat yang terkena wabah penyakit," katanya.

Cegah KLB Gizi Buruk di Papua dengan Edukasi Olah Pangan

Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit selaku Panglima Komando Pelaksana Operasi (Pangkolakops) telah memerintahkan Danrem 174/ATW selaku Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) penanggulangan bencana beserta jajarannya agar segera mengambil langkah kongkrit guna mengatur segala kegiatan dalam penanganan bencana tersebut.

Saat ini Tim Kesehatan Kodam XVII/Cenderawasih sejumlah 10 orang sebagai Tim aju dipimpin oleh Kakesdam XVII/Cenderawasih Kol. Ckm dr. Bambang Cahyono, MARS sudah berada di Timika.

KLB Dicabut, Kemenkes Tetap Lanjutkan Skrining Gizi di Asmat

"Disamping bantuan dari TNI, Kementerian Kesehatan RI juga memberikan bantuan berupa obat-obatan yang dikirim bersamaan dengan pemberangkatan Satgas Kesehatan TNI KLB ke Kabupaten Asmat, Papua," ucapnya.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, hari ini Polda Papua bersama Pertamina menyalurkan obat-obat dan makanan untuk masyarakat di Papua. Menurutnya, kasus ini menjadi pembelajaran bagi stakeholders lainnya agar kejadian ini tidak terulang kembali.

Bupati Cabut KLB Campak di Asmat

"Ini tugas bersama seluruh stakeholders terkait Papua maupun di Pusat. Posisi polisi mengambil inisiatif membantu dipimpin Kapolda Papua bekerja sama dengan Pertamina," kata Setyo di Mabes Polri.

Adapun data sementara wabah penyakit yang terjadi di Kabupaten Asmat, terdiri dari, 467 anak terkena campak, 487 anak divaksin, 1.052 anak sudah diobati dan mendapat pelayanan medis. Sedangkan laporan dari Asmat yang meninggal 57 anak yang dirawat di RSUD 12 anak

Secara global, penyakit campak membunuh 140.000 orang di seluruh dunia selama 2018, menurut data WHO. Angka itu muncul walau vaksin telah diperkenalkan ke publik lebih dari 50 tahun lalu. - Reuters

8 Mitos Vaksin di Balik Wabah Campak: Autisme hingga Konspirasi Barat

Wabah campak muncul di berbagai negara

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2019