Jokowi Akui Topografi Papua Bisa Ancam Layanan Kesehatan
- REUTERS/Muhammad Yamin
VIVA – Puluhan anak dari Suku Asmat Papua meninggal dunia akibat terserang wabah campak dan gizi buruk. Kejadian fatal ini telah terjadi dalam kurun waktu empat bulan.
Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya menyebutkan bahwa permasalahan yang menimpa suku Asmat Papua itu disebabkan oleh salah satunya ketiadaan akses transportasi.
"Medan ke sana itu sangat-sangat sulit," ujar Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu malam, 14 Januari 2018.
Jokowi mengaku pada September lalu telah meminta sejumlah petugas untuk masuk ke wilayah itu. Selain mengirimkan bantuan makanan juga untuk membantu pencegahan agar tidak terjadi kejadian serupa.
Namun demikian, Suku Asmat yang berada di Distrik Agats itu sangat sulit untuk didatangi. "Siapa yang pernah ke Nduga ikut dengan saya, jalan baru ke Wamena saja empat hari. Ini sama Asmat juga sama perjalanan ada rawa di situ harus naik boat juga sampai tiga jam," ujar Jokowi.
Belum persoalan biaya, satu boat untuk perjalanan selama tiga jam itu, harus mengeluarkan uang Rp3 juta. "Ini sebuah kendala yang sangat menghambat sekali tapi seharusnya pemerintah daerah juga terus harus melihat karena ini di daerah itu. Di (Distrik) Agats, Nduga itu memang sering kejadian-kejadian penyakit seperti ini," katanya.
Atas itu, ia menekankan agar ada perhatian serius dari pemerintah setempat soal seringnya kejadian wabah campak dan gizi buruk di wilayah itu. "Pemerintah daerah (diharapkan) yang selalu memantau, selalu melihat, dan selalu mengelilingi terus daerah-daerah ini yang diperkirakan terjangkit penyakit atau gizi buruk."