Remaja Anjas Mau Lompat dari Tower gara-gara Ayah Tiri

Seorang remaja di Kendari, Sulawesi Tenggara, dievakuasi oleh tim SAR setelah berusaha bunuh diri dengan melompat dari puncak tower operator seluler.
Sumber :
  • VIVA/Kamarudin Egi

VIVA – Seorang remaja bernama Anjas Tombili hampir saja menemui ajalnya kalau aparat terlambat menolongnya. Pria berusia tujuh belas itu sudah bersiap melompat dari puncak menara atau tower operator seluler di Kota Kendari, Sulawesi Tengggara.

Top Trending: Jenderal Bintang 1 TNI AU Usir Pesawat AS, Isi Surat Wasiat Menyedihkan

Anjas bahkan sudah menutup matanya dengan kain. Tinggal beberapa detik saja dia akan terjun dari tower setinggi 42 meter di Kelurahan Wawowanggu, Kecamatan Kadia, itu. Beruntung tim penyelamat berhasil membujuknya turun dan Anjas mengurungkan niatnya bunuh diri.

Empat orang anggota SAR yang memanjat tower butuh waktu sejam menyelesaikan misinya. Soalnya kondisi besi tower sudah licin dan rapuh saat membawa Anjas turun dari puncak tower.

Perempuan Ini Satukan Advokat untuk Bantu Korban Kekerasan Seksual

Dedi, seorang anggota tim SAR yang berhasil membujuknya turun, menceritakan detik-detik menegangkan upaya penyelamatan itu. Setelah sampai di puncak, dia melihat Anjas menangis dan meminta agar ayahnya didatangkan ke sana. Dedi mengabaikan permintaan itu tapi secepat kilat merangkul Anjas lalu mengikatkan tali pengaman.

"Ngeri suasananya di atas. Besi tower sudah rapuh, dan salah sedikit habislah kita," ujarnya ketika mengisahkan usaha penyelamatan itu.

Isi Surat Wasiat Menyedihkan Ditulis Pelajar yang Lompat dari Rooftop Mal Bekasi

Di dasar tower sudah bersiaga tiga petugas SAR. Mereka segera mengevakuasi Anjas setelah dipandu Dedi berhasil sampai di tempat aman.

Kenekatan Anjas itu belakangan diketahui gara-gara dia cekcok dan dipukuli ayah tirinya, Muhammad Amin, dua hari sebelumnya. Sumber masalahnya ialah sang ayah tiri melarang Anjas bekerja sebagai sopir di satu tempat hiburan di Kendari. Lagi pula sang ayah tiri menganggap Anjas masih belia, belum waktunya bekerja.

"Dia sempat dipukul ayahnya karena dilarang kerja, mungkin dia tidak terima dipukul," ujar Marlina Umar, ibu kandung Anjas.

Diperketat

Tim SAR Kendari segera memperketat penjagaan di tempat tinggi seperti tower itu demi mencegah peristiwa serupa berulang. "Harus dikunci rapat supaya tidak ada yang bisa masuk dan memanjat-manjat," kata Jendri Paendong, Kepala Seksi Operasional SAR Kendari.

Menurut Khaerul, warga yang dipercaya menjaga lokasi itu, tower sebenarnya dalam keadaan terkunci saat dia dihubungi tim SAR. Dia mengaku bingung tentang bagaimana cara Anjas masuk ke area tower dengan sekelilingnya pagar setinggi dua meter ditambah kawat berduri di atasnya.

"Orang ramai datang minta buka pagar karena ada mau bunuh diri. Saya bawakan kunci pagar tower. Saya heran, dia lewat dari mana untuk masuk di dalam," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya