Memilih Pendingin Ruangan Ramah Lingkungan
VIVA – Kemajuan teknologi menjadikan kehidupan lebih mudah dan menyenangkan, tapi dampak negatif kemajuan itu juga tidaklah sedikit, misalnya polusi yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan pemborosan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Makin hari bumi rasanya makin panas. Peningkatan suhu bumi secara global dan pergantian musim yang tidak menentu menjadi bukti nyata bahwa efek global warming benar-benar nyata. Suhu bumi terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Meningkatnya suhu udara khususnya di perkotaan menjadi lebih panas, semakin meningkatkan kebutuhan manusia akan pendingin ruangan. Padahal penggunaan AC membutuhkan energi yang besar dan berdampak pada kelestarian lingkungan. Sehingga AC saat ini sepertinya sudah merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat perkotaan.
Pada dasarnya, AC tidak hanya digunakan untuk keperluan pendingin ruangan saja karena fungsinya adalah untuk mengatur suhu ruangan, sehingga ada jenis AC yang digunakan untuk menghangatkan ruangan. Namun demikian, untuk negara tropis seperti Indonesia, penggunaan AC populer sebagai pendingin ruangan, mengingat kondisi iklim tropis Indonesia yang panas.
Selain itu, penggunaan AC sudah menjadi kebutuhan primer yang harus dipenuhi baik untuk perkantoran, industri ataupun rumah pribadi. AC termasuk dalam perangkat utama yang selalu digunakan setiap harinya. Bahkan ada yang lebih dari 12 jam. Namun, besarnya daya listrik juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan tipe AC. Sehingga dampaknya pada lingkungan menjadi perhatian penting saat ini.
Namun tidak semua AC menyebabkan kerusakan lingkungan. Salah satunya AC Gree yang memiliki varian penyejuk ruangan ramah lingkungan. Dimana Gree berkomitmen untuk selalu memberikan inovasi terbaik yang ramah lingkungan dengan terus menerus berinovasi untuk memperbaiki keadaan di bumi ini.
Kemajuan teknologi yang hanya mengutamakan kecanggihan tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya bagi kehidupan maka sesungguhnya kehadirannya bukanlah kemajuan tapi justru sebuah kemunduran. Dan AC Gree melalui produk terbarunya yaitu Gree C3 mampu mendinginkan ruangan dengan daya listrik yang hanya 290 watt. Gree C3 memiliki kapasitas pendingin yang lebih besar dari COO, yaitu sebesar 5000 Btu/h (untuk ukuran ½ PK), di mana daya listrik COO (seri Low Watt Gree sebelumnya) sebesar 310 watt dengan kapasitas pendingin 4850 Btu/h (ukuran 1/2PK). Hal ini tentunya menjadikan C3 menjadi AC low watt berdaya listrik terendah di Indonesia saat ini.
Untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya, Gree C3 dilengkapi dengan fitur Triple Protection (Fireproof, Leakproof, dan High Temperature Proof) yang bertujuan untuk melindungi bagian indoor maupun outdoor AC dari segala bentuk faktor kerusakan dari luar (seperti air hujan, cuaca panas, hantaman, dll) yang bisa saja merusak bagian dari AC.
Fitur perlindungan ini sendiri merupakan pertama kalinya diaplikasikan dalam industri AC sebagai jaminan keamanan bagi pengguna untuk pemakaian jangka panjang.
Selama 1 tahun di Indonesia, Gree telah meraih 2 penghargaan dalam kategori: The Best Air Conditioning Company of The Year 2015, dan AC dengan dukungan garansi 5 tahun (Golden Warranty).
Target Gree menjadi nomor 1 di Indonesia dalam waktu 2 tahun ke depan dan Gree menekankan kualitas yang baik serta desain yang mewah sebagai poin penting untuk tetap berjaya di industri pendingin udara.
Dalam 10 tahun terakhir, Gree juga menjadi pabrik OEM untuk beberapa merk dunia seperti Sharp, Daikin, dan Electrolux. Hal ini berarti kapasitas produksi Gree merupakan salah satu yang terbanyak yaitu sekitar 50% di seluruh dunia.
Dengan teknologi canggih, pelayanan dan kualitas produk yang baik, selama dua tahun terakhir ini, Gree Indonesia telah bekerja sama dengan lebih dari 70 project di Indonesia. Gree Indonesia juga meraih beberapa penghargaan untuk teknologi canggih serta layanan purna jualnya. Hal ini tentunya tidak bisa kita raih tanpa dukungan dari masyarakat Indonesia yang mulai mengenal AC Gree. (webtorial)