Konsumsi Ikan Orang RI Tertinggal dari Malaysia
- Antara/ Jessica Helena Wuysang
VIVA – Rendahnya masyarakat dalam mengonsumsi ikan masih jadi permasalahan sektor perikanan di Tanah Air. Wakil Ketua Komisi IV DPR Fraksi Demokrat, Michael Wattimena mengatakan, angka konsumsi masyarakat Indonesia untuk ikan hanya 43 kilogram per kapita per tahun.
Menurut dia, angka ini masih kalah dibandingkan negara lain seperti Malaysia. Diperlukan upaya pemerintah RI lewat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar target makan ikan mencapai 53 kg per kapita pada 2019.
"Masih rendah dan menurun konsumsi masyarakat kita. Untuk mencapai target makan ikan, produksi budidaya perikanan harus jadi andalan utama," kata Michael kepada VIVA, Jumat, 29 Desember 2017.
Michael menekankan, memang budidaya perikanan tak mudah. Salah satu persoalan terkait rentan penyakit pada ikan dan udang. Kata dia, solusi yang bisa dilakukan antara lain penertiban perairan umum yang mengalami kelebihan kapasitas.
"Perlu juga budidaya perikanan yang didorong berbasis kawasan sehingga memudahkan penataan kawasan, tingkatkan produktivitas, dan jaga keamanan pangan," tutur Michael.
Kemudian, kebijakan KKP soal penerapan sertifikasi elektronik demi pengamanan pertukaran data dan informasi layak didukung. Ada beberapa kelebihan yang dirasakan untuk jangka panjang, seperti misalnya peningkatan kompetensi sumber daya manusia di sektor kelautan dan perikanan.
"Ke depan sertifikasi elektronik ini juga akan menyasar proses perizinan di sektor kelautan dan perikanan. Karena sekarang sudah era digital yang andalkan kecepatan," tuturnya.
Foto: Wakil Ketua Komisi IV DPR Fraksi Demokrat, Michael Wattimena.
Lalu, untuk catatan sepanjang 2017, Michael yang mewakili Fraksi Demokrat ini antara lain soal target nilai ekspor di sektor perikanan. Nilai ekspor perikanan pada 2017 yang semula ditargetkan sebesar US$7,6 miliar, direvisi menjadi US$4,5 miliar harus jadi perhatian. Meskipun dibandingkan tahun lalu, memang angka ekspor mengalami peningkatan.
"Direvisi karena hingga bulan Oktober baru mencapai US$3,61 miliar. Angka ini jauh dari target. Tapi, ekspor tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Michael.
Menurut Michael, keinginan Menteri KKP Susi Pudjiastuti agar penerbangan langsung di kawasan pulau terluar bisa dibuka harus didukung. Bila ini terealisasi, diyakini akan memudahkan akses peningkatan ekspor.
"Ini juga mengingat Indonesia punya geografis yang terdiri dari ribuan pulau. Dengan dibukanya penerbangan langsung pulau terluar bisa jadi gerbang ekspor ikan segar," katanya.