Cerita Pejabat KPK Sebelum Terima Pinangan Bima Arya

Bima Arya Sugiarto (kiri), Wali Kota Bogor, bersama Dedie A Rachim, mantan Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar-Komisi dan Instansi pada KPK.
Sumber :
  • Dokumentasi Bima Arya

VIVA – Direktur Pembinaan Jaringan, Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Dedie A. Rachim mengaku sudah meneguhkan hati untuk terjun ke dunia politik. Karenanya, ia terpaksa mengundurkan diri dari KPK untuk menerima tawaran mendampingi politikus PAN, Bima Arya Sugiarto untuk maju di Pilkada Kota Bogor tahun 2018.

Wamendagri Setuju Bansos Disetop Selama Pilkada: Supaya Tidak Disalahgunakan

Dedie menuturkan, hanya dua pekan ia berkomunikasi dengan Bima Arya, sebelum akhirnya memutuskan untuk menerima pinangan wali kota Bogor tersebut.

"Kalau ditanya berapa lama, mungkin hitungannya enggak lebih dari dua minggu terakhir. Jadi satu minggu terakhir itu intens (komunikasi), seminggu sebelumnya basa-basi," kata Dedie dihubungi awak media, Jumat, 29 Desember 2017.

Endorsement Prabowo di Pilkada Jawa Tengah Tidak Langgar Aturan, Kata Wamendagri

Meski begitu, Dedie berdalih tak terafiliasi dengan partai politik mana pun. Dedie menyatakan bahwa keputusan ia terjun ke panggung politik merupakan pilihan yang berat. Apalagi, ia sudah 12 tahun lamanya berkarier di KPK.

Menurut Dedie, sebelum bulat memutuskan untuk pamit dari KPK, Ia meminta kepastian Bima soal dukungan partai politik yang akan mengusungnya nanti.

Prabowo Minta Pemerintah Daerah Hemat Anggaran

"Saya ini kan profesional, berkarier di KPK. Jadi saya juga perlu kepastian, bukan saya yang harus cari dukungan partai," ujar Dedie.

Akhirnya, dalam satu pertemuannya bersama Bima, Dedie mendapat sinyal yang bagus. Dedie pun mengajukan surat pengunduran diri kepada pimpinan KPK.

"Pertemuannya sekali, tapi kami memberikan syarat dong. Saya bilang gini, pastikan dulu, saya ini kan karier, kemudian apakah partai pendukung itu merestui, kan gitu,” tuturnya. 

“Mungkin di pihak Pak Bima sudah melakukan komunikasi dengan mereka (parpol), dan pada akhirnya karena ke sana ke sini (partai politik) tidak ada kesepakatan, saya kan enggak ada beban. Kalau saya, tinggal ada di sayanya," kata Dedie.

Dedie menambahkan, tujuan dirinya menerima pinangan Bima, adalah bentuk tanggung jawab untuk membangun kota yang telah membesarkannya.  

"Saya melihatnya begini, ini tanggung jawab saja. Saya melihat, tentu Bogor itu kan ingin dibawa ke arah yang lebih baik," ujarnya.

Dedie menyebut ajakan Bima untuk bersama-sama membangun Bogor adalah tantangan tersendiri. Dia merasa tertantang untuk membangun pemerintah daerah yang bersih dan lebih baik lagi.

"Saya pikir ini menjadi sebuah tantangan yang laik untuk diperjuangkan, itu saja," kata Dedie.

Menurut Dedie, ia akan melanjutkan perjuangan melawan korupsi di tempat yang berbeda. Meskipun sistem KPK ini sangat berbeda dengan sistem pemerintahan daerah, dia tetap mengaku percaya diri dengan pengalamannya selama ini.

"Insya Allah ada yang bisa dibawa untuk juga ikut membenahi pemerintah daerah. Sederhananya gitu aja," ujar Dedie.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya