Panitia Zikir Aceh Bantah Berikan Alphard ke Ustaz Somad

Ustaz Abdul Somad (kiri) dan Ustaz Novel Alaydrus (kanan)
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Isu pemberian mobil Alphard berwarna putih dengan nomor polisi BL 1 UAS kepada Ustaz Abdul Somad saat ke Aceh, dibantah oleh Panitia Zikir Internasional.

UAS soal Hukuman Menerima Serangan Fajar di Pilkada: Masuk Golongan Dosa Besar

Divisi Humas Panitia Zikir, Tarmizi A Hamid, mengatakan mobil tersebut bukan pemberian kepada ustaz kondang asal Pekanbaru itu, karena telah menghadiri Zikir di Aceh.

"Mobil ini milik ketua panitia pelaksana, Muhammad Balia, dipinjamkan khusus untuk tamu VIP selama acara berjalan," kata Tarmizi kepada VIVA saat dikonfirmasi, Kamis, 28 Desember 2017.

UAS Kampanye Akbar di Tapsel: Saya Bersaksi Edy-Hasan Orang Baik untuk Memimpin Sumut

Sebenarnya, kata dia, ini adalah hal teknis yang cukup biasa terjadi selama ada kegiatan apa pun di Aceh. Penggantian pelat tersebut sebuah kebijakan dari ketua panitia.

Hal itu suatu penghargaan dan kekhususan yang diistimewakan kepada Ustaz Abdul Somad sebagai ulama muda yang sedang populer di Nusantara saat ini.

MUI Payakumbuh Jelaskan Alasan di Balik Penolakan UAS

Menurut Tarmizi, hal ini sebagai bentuk apresiasi dan semangat kepada tamu yang datang ke Aceh. Apalagi ulama muda jebolan Kairo dan Maroko itu sangat dicintai umat Islam di Indonesia. Terlebih dalam suasana Aceh mengenang peristiwa Tsunami 13 tahun yang lalu.

"Aceh memang, dalam penghargaan dan kemuliaan terhadap tamu sangat diistimewakan. Apalagi tamu tersebut sekaliber UAS," ujarnya.

Mobil Alphard yang digunakan menjemput Ustaz Abdul Somad

Foto: Mobil Toyota Alphard putih bernopol UAS

Di Aceh, lanjut Tarmizi, ada adat 'Peumulia Jamee', yang artinya adalah bentuk khazanah ajaran dari orang-orang tua di Aceh pada masa lalu. Tentunya, adat ini masih dilestarikan di Aceh sampai sekarang ini.

Hal itu ditandai dengan penyambutan tamu dengan suasana meriah dalam kesyukuran dan pertunjukan adat Rapai Selawat Badar, kemudian dipakaikan pakaian adat, dipersunting dan di Peusijuk (tepung tawari).

"Sedang kendaraan yang digunakan selama di Banda Aceh, dikhususkan, ini juga mengikuti prosesi khazanah adat tadi," tegasnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya