Menteri Agama Minta LGBT Jangan Diasingkan

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Sumber :
  • Edwin Firdaus

VIVA – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan uji materi Pasal 284, Pasal 285 dan Pasal 292 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Ketiga pasal tersebut mengatur soal kejahatan terhadap kesusilaan.

Grand Syekh Al Azhar Kecam Keras Pembukaan Kontroversial Olimpiade Paris 2024

Namun, banyak pihak yang salah memahami putusan tersebut. Belakangan banyak beredar postingan di media sosial yang menuduh MK telah melegalkan perbuatan zina dan homoseksual dalam putusannya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menanggapi soal ini. Menurut dia, semua agama tidak ada yang membenarkan perilaku menyimpang tersebut dan sudah menjadi kesepakatan bersama.

Wanda Hara Bakal Dilaporkan ke Polisi, Advokat Ini Singgung Ingin Beri Sanksi Tegas untuk Kaum LGBT

"Banyak pihak yang berpandangan berbeda-beda. Ada yang memandang perilaku LGBT itu karena takdir, ada memandang adalah kutukan dari Tuhan. Adanya perbedaan pandangan itu harus kita hormati," katanya di Yogyakarta, Senin 18 Desember 2017.

Lukman Hakim menyatakan, orang dengan perilaku LGBT harus dirangkul dan tidak boleh dijauhkan bahkan diasingkan. "Agama mengajarkan jika ada orang berperilaku sesat maka kewajiban untuk merangkul ke dalam ( agama) agar perilaku mereka sesuai dengan norma agama," katanya.

Brigjen Mukti Ungkap Fakta Mengejutkan Poppers, Ternyata Obat Perangsang Favorit LGBT

LGBT kata Menag dalam norma hukum positif tidak bisa ditolerir bahkan dalam UU Pernikahanan harus berbeda jenis kelamin. "Dalam UU Pernikahan semua sudah jelas," ujarnya. (mus)

Mahasiswi yang menjadi korban penganiayaan ustazah saat melapor di Polres Lombok Barat (Satria)

Masih Ada Rasa Cinta, Ustazah di Lombok Aniaya Mahasiswi Gegara Cemburu

Seorang mahasiswi di Lombok, Nusa Tenggara Barat dianiaya mantan ustazahnya karena cemburu mahasiswi tersebut memiliki kedekatan dengan dengan seorang pria.

img_title
VIVA.co.id
19 Oktober 2024