Mabes Polri Pelajari Persekusi Terhadap Ustaz Abdul Somad

Ustaz Abdul Somad
Sumber :
  • Facebook Muhammad Iman

VIVA – Mabes Polri baru akan mempelajari apakah pengadangan yang dilakukan Komponen Rakyat Bali terhadap Ustaz Abdul Somad merupakan tindakan persekusi. Saat akan menggelar safari dakwah di Denpasar Bali, Ustaz Somad dipaksa berikrar dan mencium bendera merah putih karena dianggap anti kebhinekaan dan anti-NKRI.

UAS Kampanye Akbar di Tapsel: Saya Bersaksi Edy-Hasan Orang Baik untuk Memimpin Sumut

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo menegaskan akan mempelajari peristiwa itu terlebih dahulu. Meski Setyo menegaskan, tindakan persekusi merupakan hal yang tidak dibenarkan dalam hukum.

"Pak Kapolri sudah menegaskan juga bahwa persekusi itu tidak boleh ya. Nanti kita lihat apakah itu terjadi persekusi atau bagaimana nanti kasusnya seperti apa," kata Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2017.

Bukan Cuma Kasus Persekusi, Ivan Sugianto yang Paksa Siswa Sujud Menggonggong Diduga Jalankan Bisnis Ilegal TPPU

Mantan Wakabaintelkam Polri itu mengatakan, apabila ada laporan polisi terkait kejadian itu, Polri akan bersikap netral dan bekerja sesuai dengan aturan hukum.

"Ya Polri netral lah, pokoknya kalau ada persekusi itu tidak boleh. Kita lihat nanti konteks permasalahannya seperti apa," ujarnya.

MUI Payakumbuh Jelaskan Alasan di Balik Penolakan UAS

Sempat ditolak karena dianggap penceramah yang anti kebhinekaan dan anti-NKRI, kemudian dipaksa untuk berikrar, Ustaz Abdul Somad menjelaskan, dari awal dirinya mememang menolak saat dipaksa berikrar.

"Bukan berarti saya tak cinta NKRI. Saya tak perlu berikrar di depan orang yang tidak punya legalitas dan otoritas untuk memaksa saya. Otoritas mereka untuk memaksa saya berikrar di depan mereka apa? Masalah menyanyikan lagu Indonesia Raya, masih ada viral video saya di kampung Suku Talang Mamak sana, kami menyanyikan lagu dan mengibarkan bendera Indonesia Raya," ujarnya.

Menurut Somad, tidak perlu ada pihak mana pun meragukan kecintaannya terhadap NKRI. Dia hanya tidak ingin ada preman yang mendikte dirinya. Karena itu, dia minta pemerintah dapat menjaga ulama.

"Saya hanya tidak mau didikte di depan preman-preman nasi bungkus. Itu yang saya tidak mau. Ke depan saya mau menyatakan bahwa pemerintah harus menjaga ulama kalau tidak umat akan mengamuk," katanya.

Terkait ini, Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya, meminta maaf kepada umat Muslim seluruh Indonesia dan Ustaz Somad. Mereka juga meminta maaf kepada umat Hindu di Bali. Ia menegaskan jika Laskar Bali sendiri terjebak dalam situasi tersebut.

“Saya minta kebijaksanaan, hati yang luar biasa dari Ustaz Somad untuk memaafkan kami apabila sambutan yang berikan tidak berkenan. Bukakanlah pintu hati buat kami Pak Ustaz. Jadikanlah ini pahala untuk Pak Ustaz untuk mencapai kesempurnaan. Semoga rida Allah selalu menyertai Pak Ustaz,” kata Ismaya.

 

 

Ustaz Abdul Somad hadir dalam kampanye akbar Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala di Kabupaten Tapsel. (istimewa/VIVA)

UAS soal Hukuman Menerima Serangan Fajar di Pilkada: Masuk Golongan Dosa Besar

Ustaz Abdul Somad atau UAS mengajak masyarakat Sumatera Utara memilih pasangan Edy Rahmayadi-Hasan Basri di Pilgub Sumut 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024