Arsitek Muda Unjuk Kebolehan Membuat Design Green Building
VIVA – Sayembara gagasan desain arsitektur Sinar Mas Land Young Architect Competition kini sudah memasuki putaran final. Sebanyak 16 peserta yang masuk ke dalam putaran final sudah memberikan yang terbaik dari karya yang mereka tampilkan.
Salah satu peserta kategori residensial yang berasal dari Universitas Katolik Parahyangan Prawidhana Respati, dan Lucky Fachrurrozi, mengaku bahwa kompetisi ini merupakan hal baru dan sangat mendebarkan baginya. Apalagi proses berjalannya sangat minim waktu.
"Yang menjadi kesulitan bagi kami adalah dari segi pembagian waktu, karena kami di sini sambil bekerja dan dalam waktu satu bulan kami harus membagi, serta mempersiapkan dengan baik," ucap Lucky saat ditemui VIVA, pada grand final Sinar Mas Land Young Architect Competition, di ICE BSD, Rabu 29 November 2017.
Lucky dan Prawidhana mengusung tema residensial dalam karyanya. Konsep residensial ini, menurutnya, akan memberikan sensasi tempat tinggal yang nyaman, tenang, dan dipenuhi dengan nuansa pepohonan di sekitarnya, persis di dalam hutan.
Dalam kesempatan ini, Lucky dan tim terinspirasi dari model rumah yang ada di beberapa negara, simpel, fungsional, dan dekat dengan alam.
"Kami ingin menciptakan suasana hutan yang lebih banyak mengandung unsur-unsur pepohonan, sehingga menciptakan nuansa tenang, dengan desain yang simpel dan menonjolkan unsur pepohonan di sekitarnya," ujarnya.
Berbeda dengan Lucky, peserta lainnya juga mulai merasakan hal yang sama. Misalnya Ahmad Zabel Fachreza, Aditya Putera Gramma, dan Dennis Cahya Indra dari Universitas Katolik Parahyangan, mereka mendapatkan banyak masukan yang sangat bagus, dan baik untuk ke depannya.
"Dapat banyak pengalaman bagus, dan dapat banyak pembelajaran dari dewan juri yang sudah berpengalaman dalam bidang komersial, karena kami masih kurang pengalaman. Tapi sangat bagus untuk belajar," tuturnya.
Di sini mereka membawakan tema, di mana membungkus sebuah ruang komersial yang memiliki skill lain yang dapat digunakan untuk menciptakan ruang privasi di dalamnya. Selama proses pembuatan selama dua pekan, mereka mencari referensi, terutama residen yang sudah ada di Sinar Mas, dan dikembangkan bersama dengan ilmu yang sudah mereka pelajari diperkuliahan.
Selanjutnya para peserta dari digital working space, yang berasal dari alumni Universitas Gunadarma, Indera Laksakusuma, Alexander Angga Jp, Alvino Dwe Putra, Khalil Fauzie, dan Johm Albert merasa senang serta bangga dapat melaju hingga putaran final.
"Karena ini merupakan sayembara pertama kami, dan dapat masuk ke dalam putaran final, di mana banyak sekali orang-orang hebat di dalam sana. Namun, ini merupakan suatu kebanggaan untuk kami," ucapnya.
Sementara itu, ia memberikan konsep yang menurutnya tanpa batas. Diharapkan, bangunan tersebut menjadi pusat kegiatan digital dan mampu membantu kemajuan dunia digital.
Mereka mengolah poin-poin apa yang dapat diambil dari sumber-sumber yang ada dan terkait dengan tema lomba ini yaitu green building.
Sayembara Gagasan Desain Arsitektur Sinar Mas Land Young Architect Competition 2017 adalah ajang untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa arsitektur semester akhir maupun lulusan baru sarjana arsitektur, untuk memberikan masukan dan berpartisipasi dalam merencanakan konsep desain yang mendesain bangunan dan merencanakan sesuatu untuk lingkungan. (webtorial)