Perubahan Iklim Rentan Pengaruhi Jenis Kelamin Komodo
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Lebih dari 3.000 ekor Komodo Naga (Varanus komodoensis) masih bertahan di kawasan Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur.
Hewan purba yang hanya terdapat di Indonesia ini menyebar di beberapa pulau dan sangat bergantung pada kondisi cuaca untuk perkembangbiakannya.
Ridwan (31), seorang pawang komodo menyebutkan, kelangsungan hidup hewan langka ini selain dari faktor ketersediaan makanan juga bergantung dengan banyak tidaknya telur yang bisa menetas.
Dikatakannya, seekor komodo betina umumnya bertelur antara 10 hingga 15 butir. Namun demikian, dari jumlah itu tak semuanya bisa selamat.
Baca Juga:
- Hati-hati dengan Komodo Bercat Merah, Habis Gigit Orang
- Melongok Reptil Purba Setengah Manusia di Flores
"Kalau suhu tidak stabil maka kemungkinan telur tidak jadi," ujar Ridwan kepada VIVA.
Tak cuma itu, efek lainnya dari anomali cuaca, kata Ridwan, akan berpengaruh pada populasi jantan dan betina hewan purba tersebut.
Sebab, dari pengalaman Ridwan mengurus komodo, jenis kelamin komodo sangat bergantung dengan kondisi cuaca yang dialami oleh biawak raksasa tersebut.
"Kalau suhunya panas maka telur akan jadi jantan, dan suhunya dingin maka telur akan jadi betina," katanya.
Sejauh ini, total tercatat populasi komodo di NTT berjumlah 3.013 ekor. Secara rinci tersebar di Pulau Komodo 1.377 ekor, Pulau Padar tiga ekor, Pulau Rinca terdapat 1.533 ekor Komodo, Nusa Kode 41 ekor, dan Gili Motang 59 ekor.
Seluruh hewan ini bergantung dengan ketersediaan hewan alami liar yang ada di kawasan Taman Nasional Komodo yakni rusa, babi hutan dan juga kerbau liar.
"Mereka akan makan kapan saja yang dia mau sampai 80 persen dari berat badannya. Mereka bisa bertahan sampai satu bulan," katanya.
Komodo merupakan satu-satunya hewan langka tersisa di dunia yang ada di Indonesia. Hewan ini masuk dalam kategori spesies kadal raksasa.
Hewan ini umumnya memiliki panjang ekor setara panjang tubuhnya. Komodo mengandalkan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium bangkai, meski itu berjarak 4 kilometer atau pun 9,5 kilometer.
Kemampuan berlarinya mencapai 20 kilometer per jam untuk jarak pendek, mampu memanjat pohon saat masih kecil dan piawai saat berenang atau pun menyelam.