Ada Bencana Banjir, Para Pejabat Desa Malah Tetap ke Bali
- Daru Waskita (Yogyakarta)
VIVA – Puluhan warga Desa Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta kaget mendapati tulang belulang berserakan di daerah itu. Setelah ditelusuri, ternyata asalnya dari ratusan makam yang rusak akibat terjangan banjir.
Selain merusak makam, banjir dan tanah longsor juga membuat tiga tiang listrik ambruk. Akibatnya, selama tiga hari ratusan kepala keluarga di dua dusun kesulitan mendapatkan pasokan listrik.
Kuburan yang berada tepat di pinggir Sungai Oya tersebut merupakan makam yang sudah berusia puluhan tahun.
Sejumlah jenazah tetua dan leluhur kampung yang berjarak dua kilometer dari pusat Kecamatan Dlingo itu sudah tidak nampak lagi. Awalnya, daratan makam berada di atas tebing setinggi tiga meter di atas permukaan air tepi sungai.
“Kami kaget kondisinya sudah terkeruk, tanahnya seperti ini,” ungkap salah seorang warga, Muhtadi.
Menurutnya, banjir kali ini merupakan yang terbesar. Sebab, baru sekarang makam tersebut rusak parah. Muhtadi mengatakan, Dusun Kebosungu 1 dan Kebosungu 2 sudah tidak mendapat pasokan listrik sejak awal pekan.
“Kalau perbaikan tentu lama, ya mau bagaimana lagi. Untungnya, ada satu genset yang dipakai untuk cas ponsel warga dua dusun,” tuturnya.
Selain pasokan listrik, warga juga kesusahan mendapatkan air bersih. Sumur yang mereka miliki hancur diterjang longsor.
Di saat warga Desa Dlingo sedang kesusahan, ironisnya puluhan perangkat Desa Dlingo justru pergi ke Bali.
Kepala Desa Dlingo, Bahrun Wardaya, mengatakan, kegiatan kunjungan ke Bali ini tak bisa ditunda. "Ini kan sudah direncanakan jauh hari sebelum bencana datang," ujarnya kepada VIVA. (ren)