Dinkes Rahasiakan Penyebab Kematian Siswi SD Usai Vaksinasi

Jenazah Jumiarni saat berada di rumah duka. Pelajar SD ini diduga meninggal akibat disuntik vaksin tetanus.
Sumber :
  • Aji YK Putra (Palembang)

VIVA – Dinas Kesehatan Kota Palembang, Sumatera Selatan, masih merahasiakan penyebab kematian siswi sekolah dasar, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Yayasan Al Hikmah Gang Duren 7 Ulu Palembang, Sumatera Selatan.

Untuk diketahui, siswi bernama Jumiarni (8 tahun) meninggal dunia usai mengikuti program vaksinasi antitetanus yang digelar di sekolahnya pekan lalu.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Letizia, dari 6.300 anak yang menerima suntikan vaksin antitetanus, hanya Jumiarni yang mengalami nasib nahas hingga meninggal.

"Untuk anak yang lain, tidak mengalami keluhan apa-apa. Hanya Jumiarni yang mengalami begini, ini kejadian pertama," kata Letizia, saat memberikan keterangan kepada wartawan, Rabu 15 November 2017. 

Mengenai diagnosa yang dialami Jumiarni usai disuntik vaksin hingga masuk ke rumah sakit dan meninggal, Letizia menolak untuk membeberkan data diagnosa yang dialami korban lantaran bertentangan dengan kode etik profesi kedokteran.

"Kita tidak bisa membuka itu (diagnosa), karena yang berwenang adalah Komite Daerah Pengkajian Penanggulangan Kejadian ikutan Pasca Imunisasi," ujarnya.

Suntikan vaksin diberikan kepada anak sekolah dasar untuk kelas satu dan dua. Sebelum vaksin diberikan, Dinas Kesehatan akan memberitahukan kepada Puskesmas setempat. Setelah itu baru diberikan kepada pihak sekolah.

"Nanti pihak sekolah yang memberitahukan kepada para murid. Kalau misalkan ada wali murid yang keberatan, bisa memberikan surat keberatan dan anaknya tidak akan disuntik vaksin," katanya.

Kemenkes: COVID-19 Tidak Sepenuhnya Hilang, Masih Ada Potensi Muncul Varian Baru

Sementara, Yusmala, perwakilan dari Komite Daerah Pengkajian Penanggulangan Kejadian ikutan Pasca Imunisasi, mengatakan rekam medis selama di rumah sakit akan dikupas tim ahli dan dibahas lebih lanjut mengenai meninggalnya Jumiarni usai divaksin tetanus.

"Rekam medis, tidak bisa kita buka, karena kita akan buka di tim ahli dulu, karena akan dikupas, tidak bisa disampaikan dan dibicarakan sekarang," kata Yusmala.

Cakupannya Menurun, Kemenkes Imbau Lengkapi Vaksinasi Anak-anak hingga Orang Dewasa

Disinggung soal gejala penyakit, Yusmala lagi-lagi enggan memberikan keterangan secara jelas. "Kita tidak mau menyebutkan sebelum ada kepastian. Gejala penyakitnya seperti apa nanti diteliti dulu," ujarnya. (one)

Baca: Siswi SD Palembang Meninggal Dunia Usai Divaksinasi Tetanus

Penting! Orang Usia 44 Tahun Harus Segera Dapatkan Vaksin Ini, Kata PAPDI
Ilustrasi Kucing

10 Cara Cerdas Menghemat Biaya Perawatan Anabul di Rumah

Cara hemat merawat anabul dengan tepat! Temukan 10 tips cerdas untuk mengurangi biaya perawatan tanpa mengorbankan kesehatan dan kebahagiaan mereka.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024