Kelabui Aparat, Bandar Narkoba Simpan Sabu di Kelapa Sawit
- VIVA/Bayu Januar
VIVA – Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap peredaran gelap narkotika sebanyak 220 kg sabu serta ribuan pil ekstasi, serta pil happy five dari jaringan Malaysia-Aceh. Jaringan narkoba ini dikendalikan oleh seorang narapidana narkotika di Langsa, Aceh.
"Ini dikendalikan oleh Dulah, seorang napi yang dulu sempat kabur dan ditangkap BNN sekarang dia di lapas Langsa," kata Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis 9 November 2017.
Buwas mengatakan, meski terancam hukuman mati, Dulah masih tetap berani mengendalikan narkotika. Hal ini dianggap oleh Buwas bahwa para bandar narkoba tersebut tidak pernah jera meski telah ditahan di lapas. “Ini membuktikan bahwa mereka tetap berkerja meski di dalam lapas," kata dia.
Dia berharap, ada cara penanganan yang berbeda antara narapidana narkotika dengan narapidana umum agar kejadian tersebut tidak terus berulang. Dia juga menilai, harusnya tidak ada keraguan untuk melakukan tindakan tegas di lapangan kepada bandar-bandar narkoba.
"Saya juga sudah perintah jajaran saya agar tidak ada keraguan. Saya pikir tidnak tegas di lapangan itu perlu dan tidak ada belas kasihan lagi," ujar Buwas.
Dalam penangkapan ini BNN menyita 220, 78 kg sabu, 8.500 butir pil ekstasi dan 10.000 butir Happy Five.
Penangkapan dilakukan di empat tempat berbeda yakni Dusun Tanjung Mulia Kelurahan Alue Dua Muka, Aceh Timur. Tempat berikutnya di Jalan Raya Medan-Aceh, Desa Bukit Panjang, Aceh Tamiang dan Jalan Raya Perbatasan Medan-Aceh. Sebanyak 4 kurir berinisial UD, RA, ABR dan FRZ ditangkap.
Untuk modus penyelundupan, pria yang akrab disapa Buwas ini menjelaskan, para pelaku mempunyai modus yang berbeda. Namun, untuk pengirimannya tetap memanfaatkan jalur laut dan penyerahan secara ship to ship (kapal ke kapal).
"Ada yang ditanam di kelapa sawit. Ini untuk mengelabui petugas karena memang mobil itu sering mengangkut sawit," katanya.
Tak hanya itu, saat di dalam pengirimannya, para kurir ini melapisi sabu tersebut dengan tiga lapis. Sehingga nantinya jika terdeteksi oleh petugas dapat dibuang ke laut tanpa basah.
"Ada sabu yang kita dapatkan diproduksi dengan berlapis-lapis. Pertama pakai alumium foil, lalu dengan bungkus teh dan dilengkapin plastik. Saat patroli akan ditenggelamkan ke laut karena kedap air. Saat patroli lewat dan selesai bisa diambil lagi dan kondisi utuh," katanya.
Mantan Kabareskrim Polri ini pun mengakui, para bandar narkoba selalu mempunyai modus baru dalam menyelundupkan barang haram tersebut ke Indonesia. "Mereka (bandar narkoba) juga mempelajari modus-modus baru. Dia juga memantau media modus apa saja yang sudah diketahui oleh anggota." (mus)